Thursday, December 6, 2012

Cerita di Balik Soto Ayam


Minggu lalu, aku membeli ayam kampung tidak di tempat langganan. Ya, karena aku sudah agak siang ke pasar, sehingga sudah tidak ada lagi ayam kampung yg tersisa. Akhirnya aku putuskan untuk membeli ayam kampung di tukang ayam yg tidak jauh dari situ. Aku  bilang ke si bapak untuk minta tolong dipilihkan ayam kampung yg muda. Setelah diambil, aku yakinkan kembali apakah ayamnya muda atau nggak dan si bapak menggangguk lalu deal. Hmm...aku memang belum ahli untuk memastikan ayam itu muda atau sudah tua. Selama ini aku hanya mengandalkan kepercayaan pada si penjual saja dan sepertinya ke depannya harus diubah karena ternyata tidak semua penjual bisa dipercaya (setidaknya yg aku temukan)!

Kemarin, aku berencana mengolah ayam tersebut untuk jadi ayam pop. Setelah kira-kira 30 menit, aku cek, ternyata daging ayam masih keras. Hmm...langsung yakin saja kalau ayam kampungnya ini bukan yg muda (kalau ayamnya muda, biasanya 20 menit juga udah empuk dagingnya). Aku coba tunggu beberapa menit lagi dan ternyata sudah hampr 1 jam, daging ayam itu masih saja alot. Agak kesal jg dengan si penjual ayam (buang-buang energi aja diriku secara kejadiannya udh lewat :-P). Akhirnya kumatikan kompor dan berpikir mau diapakan ayam ini selanjutnya agar tidak terbuang, karena sepertinya tidak enak untuk  disantap sebagai lauk dengan kondsi daging yg masih alot itu. Akhirnya kucoba tanya Bundaku, kali-kali ada ide. Soto ayam! Ya, sebuah ide bagus dari Bunda. Jadi daging ayam tsb di suir-suir lalu di goreng kering (sedikit beda dari soto ayam biasanya, maklumlah ini kan ceritanya memodifikasi; membuat bubur ayam jd bubur ayam spesial :D). Ditambah lagi bahan-bahan untuk toppingnya dan sebagian besar bahan-bahan untuk kuah ada di kulkas, tinggal melengkapi sedikit saja.

Bismillah, aku mulai memasak soto ayam ini, mulai dari toppingnya: aku suir-suir ayam pop (gagal) td lalu digoreng, merebus toge, membuat kentang goreng, mengiris daun bawang dan seledri serta mempersiapkan bawang goreng dan jeruk nipis, terus memasak kuahnya. 

Ini adalah kali ke-2 aku membuat soto ayam. Yang pertama belum bisa kubilang sukses karena kuahnya keenceran dan sepertinya bumbunya juga kurang. Karena itu aku berharap yg ke-2 ini bisa jauh lebih baik walaupun dibuat dengan tanpa rencana. Menjelang maghrib semua beres, tinggal menunggu waktu makan malam saja setelah maghrib. Dan alhamdulillah, soto ayam kali ini bisa dibilang sukses, terbukti dari komentar my hubby dan adikku yg bilang kalau sotonya uenak :D


Saturday, December 1, 2012

Remunerasi di 20 Kementrian dan Lembaga Negara

Beberapa hari belakangan beberapa orang teman 'heboh' karena berita tentang adanya remunerasi di 20 departemen. Sebagai CPNS dan istri PNS maka aku ikut penasaran juga dan berharap, hehe...Tapi ternyata setelah di cek, departemen Pendidikan dan Kebudayaan tidak termasuk di dalam daftar, hiks.

Berikut ini adalah daftar 20 kementrian dan lembaga negara yang memperoleh remunerasi yang akan dibayarkan terhitung bulan Januari 2013:


1. Kementerian Perindustrian
2. Kementerian Riset dan Teknologi
3. Kementerian Pertanian 
4. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
5. Kementerian Perumahan Rakyat 
6. Badan Koordinasi Penanaman Modal 
7. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
8. Badan Pengawasan Obat dan Makanan 
9. Badan Kepegawaian Negara 
10. Badan Pusat Statistik
11. Badan Tenaga Nuklir Nasional
12. Lembaga Administrasi Negara
13. Lembaga Ketahanan Nasional 
14. Arsip Nasional 
15. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 
16. Lembaga Sandi Negara
17. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
18. Badan Narkotika Nasional
19. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)
20.Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).


Berita lengkapnya bisa di baca di sini :)

Friday, November 30, 2012

Saturday, November 24, 2012

Gehu alias Tahu Isi


Sebenarnya beragam sekali resep dari Gehu di internet. Tapi dari sekian banyak resep yg ku dapat baik dari internet, televisi maupun teman, akhirnya aku memilih resep berikut; yg menurutku mudah dan cepat :D. Resep ini aku modifikasi sedikit dari sebuah resep Gehu yg ada di internet (lupa nama situsnya).

Bahan Utama: 
Tahu (2 batang). Disini aku menggunakan tahu batang biasa (bukan tahu kulit yg biasanya org pake untuk buat tahu isi). Maklumlah karena cuman tahu batang itu yg tersedia di rumah, hehe...
Tahu di bagi dua, menjadi potongan bujur sangkar, lalu potongan itu di bagi dua lagi secara menyilang sehingga di peroleh bentuk segitiga. Jadi dapatnya 8 potong.

Bahan Isi:
1. Toge, satu genggam
2. Wortel, 1 buah, di parut. (Tapi kalau dari pengalaman tadi, kayaknya lebih baik wortel di potong halus panjang-panjang daripada di parut)
3. 1 siung bawang putih ukuran sedang.
4. 1 siung bawang merah.
5. Garam secukupnya.
6. Merica secukupnya.

Bahan Kulit:
1. Tepung terigu, 2 sdm.
2. Tepung beras, 2 sdm.
3. Garam secukupnya.
4. Gula secukupnya (bisa ditiadakan/sesuai selera aja).
5. Air secukupnya.

Cara membuat:
1. Tahu yg sudah di potong di goreng sampai didapatkan pinggiran tahu yg kering.
2. Kerok bagian tengah tahu, sisihkan. Hasil kerokan tahu ini nantinya akan digabungkan dengan bahan isi lainnya setelah bahan isi ditumis.
3. Bahan isi: Panaskan minyak, tumis bawang merah dan bawang putih sampai harum. Masukkan toge, wortel, merica, garam, aduk sampai layu. Matikan kompor. Lalu campurkan kerokan tahu dengan bahan isi tsb.
4. Kulit: Campur tepung terigu, tepung beras, garam, gula dan air. Aduk hingga rata. Jangan sampai terlalu encer.
5. Ambil 1 sdm adonan isi (atau sesuai keinginan), masukkan ke dalam tahu. Celupkan ke dalam adonan kulit, goreng dalam minyak dengan api sedang hingga kecoklatan.
6. Gehu siap di hidangkan dan di santap ^^

Renungan_241112

Dalam hidup ini, di tiap episode nya, yg namanya suka duka atau kisah sedih dan gembira itu 1 paket. Tidak ada yg gembira terus atau sedih terus. 
Demikian juga dengan perjuangan dgn kesungguhan dan kesuksesan. Tidak ada orang yg sukses tanpa melewati proses perjuangan yg sungguh-sungguh, atau orang yg berjuang sungguh-sungguh tapi tdk menikmati kesuksesannya suatu saat. Karena dengan paket yg seperti itulah kita ditempa tuk jadi pribadi kuat.

Sunday, November 18, 2012

AOTD_181112

"Sungguh, orang-orang yang karena takut (azab) Tuhannya,

1. mereka sangat berhati-hati

2. dan mereka yg beriman dengan tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya,
3. dan mereka yg tidak menyekutukan Tuhannya,
4. dan mereka yg memberikan apa yg mereka berikan (sedekah) dengan hati penuh rasa takut (karena mereka tahu) bahwa sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan-nya,
5. mereka itu bersegera dalam kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yg lebih dulu memperolehnya."

(Q.S 23: 57-61)

Saturday, November 17, 2012

Unpredicted Cases

Dalam kehidupan sehari-hari, ada saja kejadian-kejadian yang tidak terduga. Kejadian itu mungkin bisa mengundang gelak tawa, air mata, trauma atau apapun. Yang jelas, apapun rasa yg ditimbulkan, semuanya menorehkan warna dalam kehidupan kita :)

Berikut adalah beberapa kisah tak terduga yg pernah kualami.

1. Orang Gila Masuk Mobil (thn. 1992-1995)

Pagi itu, kami (aku, adik dan Ayah) bersama-sama menemani Bunda ke pasar. Saat itu umurku sekitar 13 -15 tahun (kalau nggak salah ingat). Biasanya kami berdua ikut menemani Bunda berbelanja ke dalam pasar, tapi kali ini tidak karena Bunda bilang apa yg akan dibeli cuman sedikit, jadi Bunda tidak akan lama belanjanya. Maka jadilah aku dan adik menungu berdua di dalam mobil; Ayah sendiri memilih menunggu di luar tepatnya di sebuah tempat makan langganannya. Kami duduk di kursi tengah dengan santainya dan tidak menyadari kalau pintu mobil tidak dikunci. Tak berapa lama berselang, kami dikagetkan dengan bunyi pintu mobil paling belakang dibuka orang dan ternyata benar. Orang yg membukannya adalah orang gila yg biasa mangkal di pasar. Dia duduk dengan enaknya di bangku belakang sambil ngomong-ngomong sendiri terus memukul-mukul sandaran bangkuku. Betapa kaget dan takutnya kami; takut kalau dia melakukan suatu kejahatan. Pikiran pun buntu; tidak tau bagaimana caranya mengusir dia dari dalam mobil. Aku langsung mengucapkan kalimat tahlil dan berdo'a supaya orang gila itu keluar. Alhamdulillah tidak berapa lama, dia pun keluar dari mobil dengan ekspresi yg tetap sama sambil tetap ngoceh-ngoceh sendiri. Syukur dan lega tak terkira. Mobil pun segera kami kunci biar kejadian tsb tidak terulang lagi. Fiuuuh.....


2. Mendadak sakit di H-1 proses daftar ulang masuk kuliah S1 (thn. 1999)

Setelah mengetahui aku diterima di salah satu PTN di Bandung, Ayah Bunda pun datang menyusul ke Bandung. Mereka mengusahakan untuk datang karena ini kali pertama aku merantau jauh, di derah yang tidak ada saudara dekat sama sekali ditambah pengalaman pertama bagi ayahbunda untuk melepas anaknya ke dunia perkuliahan. Sebelum aku dapat kos, kami menginap di rumah teman Ayah. Satu hari menjelang pendaftaran ulang, kami menyempatkan diri bersilaturrahmi ke tempat salah seorang mantan murid Bunda di daerah Sukaluyu. Sekitar waktu ashar kami sampai di rumah si kakak tsb. Beberapa saat duduk di rumah si kakak, aku merasakan sakit yg teramat sangat di bagian ulu hati. Mukaku pucat pasi, keluar keringat dingin dan badan terasa lemas, saking sakitnya serta diiringi rasa mual (aku lupa apakah aku sampai muntah atau tidak). Bunda terlihat panik dan berusaha membantu untuk mengurangi rasa sakitku karena bener-bener tidak tega ngelihat aku mehanan rasa sakit yg sangat. Setelah rasa sakit sedikit berkurang (masih sakit banget tp berkurang sedikit), aku meminta waktu untuk sholat ashar. Sholat ashar kali itu aku lakukan duduk. Setelah sholat, aku dibawa ke klinik terdekat dan dikasi obat. Ternyata malamnya sakitku tdk kunjung sembuh, malah disertai dengan muntah-muntah yg tidak berhenti. Akhirnya malam itu juga aku di bawa ke RS. Borromeus. Disana aku masuk ke IGD dan diberikan satu suntikan. Tidak berapa lama, aku merasakan buang angin yang membuat badanku lebih enakan sehingga diputuskan untuk tidak jadi rawat inap, apalagi besok aku harus pergi ke kampus untuk daftar ulang. Paginya alhamdulillah badan terasa lbh baik lagi waaupun di derah ulu hati masih terasa sakit. Karena tidak bisa diwakilkan, Bismillah, aku langkahkan kaki ke kampus ditemani Ayah Bunda. Di dalam tas sudah disiapkan makanan dan minuman kalau-kalau proses daftar ulang berlangsung lama. Akhirnya hari itu berlalu juga dan proses regitrasi selesai dengan lancar. Alhamdulillah....


3. Cerita sebuah kotak yg tertinggal (thn. 1996-1999)

Siang ini aku, Bunda dan Nenek(almh) bersiap-siap mau berangkat menuju Pekanbaru ke tempat om (adiknya Bunda). Sekali-sekali mengunjungi sang anak, nenekku pastinya mempersiapkan banyak oleh-oleh untuk para cucu serta keluarga bisan nya di sana. Alhasil ada beberapa dus berisi makanan oleh-oleh. Agak sore kami dijemput travel dan setelah menempuh perjalanan selama 7-8 jam, sampailah kami di Pekanbaru sekitar jam 1 dini hari. Dengan mata mengantuk dan badan capek, kami pun segera membawa barang-barang ke dalam rumah dan langsung tidur tanpa mengecek kembai jumlah barang-barang bawaan.

Setelah sholat shubuh, aku pun memutuskan tidur lagi krn masih mengantuk. Baru kira-kira setengah jam tidur, aku dibangunkan Bunda dan disuruh mengungsi ke tempat lain karena ada bom dekat rumah om. Aku pun segera bangun, mengambil jilbab dan ikut lari ke rumah mertua si om yg letaknya tidak jauh dari situ. Disitu om cerita lebih lengkap lagi, kalau tadi polisi datang karena ada warga yg melapor melihat kotak yang disangka bom. Dan kotak itu akan di bawa untuk di periksa lebih lanjut atau diledakkan kalau memang benar-benar bom. Setelah situasi dinyatakan aman, kami pun kembali ke rumah si om dengan perasaan lega. 

Setelah zhuhur, ceritanya kami mau membagi-bagikan oleh-oleh terus menyadari kalau ada satu kotak oleh-oleh yg tidak ketemu. Kami bertiga pun tidak bisa menahan ketawa karena sesungguhnya kotak kami itulah yg disangka berisi bom oleh warga pelapor. Maklumlah kami nyampe malam dengan kondisi capek dan ngantuk berat jadi kami tidak terlalu ngeh dan teliti untuk memastikan bahwa semua kotak udh di bawa. 
Maafkan kami ya Pak Pol :-)


Monday, November 12, 2012

AOTD_121112

"Ingatlah, wali-wali Allah itu, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan senantiasa bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Tidak ada perubahan bagi janji-janji Allah. Demikian itulah kemenangan yang agung." (QS. 10:62-64)

Wednesday, October 3, 2012

[Kisah & Tips] Bertetangga

Aku belum pernah tinggal di Padang sebelumnya. Jadi, saat aku harus ikut suami ke kota itu artinya aku akan  memulai hidup baru. Ya, beradaptasi lagi. Kali ini adaptasinya berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Sebelumnya statusku adalah anak kos, jadi cukup menyapa dan senyum dengan para tetangga saja dirasa sudah cukup dan mereka juga mengerti kesibukan serta status kita. Tapi sekarang tidak bisa seperti itu; status dan tanggung jawabku sudah berbeda. Maka segala teori dan informasi tentang tetangga dan cara bertetangga harus bisa dipraktekkan. Dan pada kenyataannya hal itu tidak mudah! Setidaknya bagiku. Kenapa? 
karena:
1. Aku bener-bener baru di daerah ini, tidak hanya di daerah ini tapi di kota ini, jadi aku belum mengenali kebiasaan orang-orang disini.
2. Aku tidak terlalu fasih berbahasa minang. Apalagi di rumah sehari-harinya menggunakan bahasa Indonesia ditambah udah lama tidak dilatih juga karena sebelumnya tinggal di rantau orang.
3. Hampir semua tetangga berumur jauuuh di atasku; seumuran ortuku atau malah di atas lagi. 

Setengah tahun pertama benar-benar terasa tough dan lonely. Tapi alhamdulillah, sejalan dengan waktu kondisinya makin baik. Sekarang (1,5 tahun di sini) aku sudah merasa bisa berbaur dengan mereka (walaupun belum semua), sudah bergabung dengan arisan ibu-ibu RT, bahkan para tetangga dekat selalu perhatian denganku apalagi tau kalau saat itu suamiku lagi dinas malam. Namanya masalah pasti ada, tapi setidaknya sekarang sudah bisa merasakan kehadiran tetangga dan kehidupan bermasyarakat yang sesungguhnya.

Berikut ini tips nya:
1. 5S: senyum, sapa, salam, sopan,santun.
2. Rajin memberi makanan atau minuman atau oleh-oleh kepada tetangga (yg dekat terutama) tanpa pamrih.
3. Datang ke arisan/pengajian RT. Walaupun sampai saat ini aku adalah peserta paling muda dan kadang sering tulalit dengan obrolan mereka, tapi ya cuek aja, berusaha aja biar bisa nyambung.
4. Tidak pelit saat dimintai sumbangan untuk kegiatan RT/RW atau bantuan non materi lainnya.
5. Perbanyak sabar. Tidak mungkin semua perilaku tetangga seperti yang kita inginkan. Dengan saudara sendiri satu ayahibu aja bisa nggak selalu cocok/sependapat, apalagi dengan banyak orang, heterogen lagi latar belakangnya.
6. Kita yang harus mau dan berani memulai. Untuk memulai sesuatu itu memang butuh energi tinggi, tapi ya mau nggak mau harus kita usahakan. Jangan berharap orang lain yang duluan melakukan kebaikan or menyapa kita, apalagi kita orang baru dan kecil lagi usianya di lingkungan tersebut.

Semoga bermanfaat :)


“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (An-Nisa`: 36)

"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan menyakiti tetangganya, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka muliakan tamunya, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka berkatalah yang baik, atau diam." (H.R. Bukhari & Muslim)


Tuesday, October 2, 2012

Semur Tahu+Bakso


Ini adalah kali kedua aku buat semur dan bisa kubilang lumayan sukses walaupun kayaknya kecapnya rada kurang. Setidaknya jauh lebih sukses daripada semur (ayam) yang pertama kali aku buat beberapa tahun yang lalu.

Berikut ini resepnya:

Bahan
1. Tahu  -> digoreng setengah matang
2. Bakso -> dibelah empat atasnya
3. Bawang merah
4. Bawang putih
    3 dan 4 dihaluskan
5. Daun bawang -> diiris halus
6. 3 buah cabe merah keriting -> dipotong miring
7. 5 buah cabe rawit 
8. Tomat -> diiris
9. Kaldu ayam
10. Kecap manis
11. Garam, gula dan lada secukupnya
12. Air secukupnya

Cara Membuat:
1. Tumis bumbu yg sudah dihaluskan
2. Masukkan bahan 5-8. Tumis sebentar
3. Masukkan kaldu ayam dan kecap manis
4. Tambahkan air secukupnya
5. Masukkan tahu dan bakso
6. Tambahkan bahan 11
7. Aduk-aduk sampai kuah agak mengental
8. Siap disajikan ^_^

Ttd,

Koki Pemula :D

   

Monday, October 1, 2012

QOTD_11012

"Kesehatan itu tergantung dari apa yg masuk ke dalam mulut.
Kesuksesan itu tergantung dari apa yg keluar dari mulut." (Dr. Po)

Study Story: (2) Masuk S2 yang tidak direncanakan, masuk S3 yang dimudahkan

2. Masuk S3 yang dimudahkan

Sebenarnya, keinginanku saat lulus S2 adalah bekerja dan/atau menikah. Lanjut S3 juga ingin tapi tidak langsung, alias butuh jeda oleh sesuatu yg baru dulu. Karena itu ikhtiar untuk melamar kerja atau pun membuka diri untuk ta'aruf ku jadikan prioritas. Tapi pada kenyataannya, beberapa bulan sebelum lulus S2 aku malah dihadapkan pada sebuah pengumuman lowongan S3 dari salah satu Universitas di Singapura dimana bidang yang aku minati ada di sana, yang membuat ku ragu apakah akan ikut ujiannya atau tidak. Kalau ikut dan ternyata lulus, aku belum siap untuk lanjut S3 langsung (ke-GR-an mode on :D). Akhirnya aku iseng untuk menghadiri presentasinya dulu dan diperolehlah info kalau kita bisa request bulan or tahun masuk S3 nya, tidak mesti dalam jangka waktu dekat. Info itu menguatkanku untuk mengikuti ujian masuknya yang ternyata diadakan langsung setelah presentasi selesai (sempat jeda beberapa jam sih). Gubrak aja karena aku (dan yg lain juga) nggak belajar sama sekali. Tapi gimana lagi, no choice. Akhirnya, Bismillah...Dengan modal apa yang ada di otak dan beberapa buku yang ada akhirnya aku beranikan diri untuk mengikuti tes tertulis dan wawancara pada hari itu (terjadi di semester akhir studi magisterku). 

Setelah wisuda pada bulan Oktober 2005, mulailah aku berikhtiar untuk mewujudkan dua keinginan utama yg sudah kutuliskan di atas. Segala urusan yang terkait dengan tes masuk S3 benar-benar sudah tidak kupikirkan lagi. Wong aku waktu itu ikut tes juga no thing to loose aja :-).

a. Ikhtiar bekerja
Tidak beberapa lama setelah wisuda, ada pembukaan lowongan penerimaan CPNS dosen oleh Kemdikbud dengan syarat minimal pendidikan S2 dan ada formasi yang sesuai dengan kualifikasiku. Karena merasa (sok) PeDe dengan nilai S1 dan S2ku, aku memutuskan untuk memasukkan aplikasi CPNS dosen di almamaterku saat itu. Di saat yg sama, aku juga menyiapkan aplikasi yang akan dimasukkan ke salah satu universitas negeri di Riau. 

Satu atau dua hari menjelang tes, kami mendapatkan informasi kalau almamaterku hanya menerima dosen tamatan S2 yg sedang berkuliah S3 atau lulusan S3, jadi bagi siapa yg tidak termasuk dua ketegori itu tidak akan lolos (walaupun sebenarnya iklan di koran dan internet dari Kemdikbud cuman menuliskan pendidikan minimal S2). Akhirnya aku dan beberapa teman senasib memutuskan untuk tidak jadi saja ikut ujian cpns. "Wong udah jelas nggak akan lolos", pikir kami. 

Saat itu, aku pun tidak bisa mengejar ujian ke Pekanbaru karena informasi dari Bandung       tersebut waktunya sangat mepet dengan hari ujian berlangsung, walaupun sebenarnya di universitas di Riau itu aku sudah dinyatakan lulus seleksi administrasi dan bisa ikut ujian yang diadakan di Pekanbaru. Maka, gagal lah ikhtiarku untuk mendapatkan pekerjaan yang kuinginkan saat itu :-).

2. Ikhtiar Taaruf
Dalam waktu yang hampir bersamaan, aku dikenalkan oleh seorang adik ke seorang ikhwan dan proses taaruf pun di mulai. Di awal-awal, proses taarufnya lancar dan mengesankan. Tapi ternyata tidak di ujungnya. Walaupun sudah bertemu keluargaku dan dinyatakan OK, tetapi tidak demikian saat isu ini di bawa ke keluarganya. Akhirnya rencana yang sudah hampir matang di keluargaku, batal. Dan ikhtiar menikah pun tidak berhasil.

Mari kita kembali lagi ke proses masuk S3 :-D. Oktober 2005 aku wisuda S2, selanjutnya waktuku diisi dengan membantu penelitian seorang dosen, diselingi dengan ikhtiar-ikhtiar diatas yang ujungnya tidak seperti yang kuharapkan, hehe...Surprisingly, Januari 2006, aku menerima email dari universitas Singapura itu yang menyatakan bahwa aku bisa lanjut ke tes berikutnya yaitu tes administratif. Aku diminta untuk mengirimkan segala persyaratan administratif yang ada. Kaget plus senang karena berita ini seperti penghibur dari kegagalan ikhtiar kerja yg terjadi sebelumnya, walaupun dalam hati aku masih mempertanyakan kesiapan diriku untuk kembali melanjutkan studi. Hmm.....

Awal Juni, via email, aku dinyatakan diterima, dengan syarat menyetujui poin-poin yg tercantum di dalam offer letter. Bismillah, kuputuskan untuk menerima tawaran tersebut. Dan resmilah pada 7 Agustus 2006 aku menjadi mahasiswa Ph.D di salah satu universitas negeri di Singapura itu :-).

-The End-

Question never to be asked to a Ph.D student


Hehehe....betul...betul...betul...

Add caption



Pencari kesenangan vs Pencari kebahagiaan

sumber: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=3429397211380&set=at.1150973612214.2023265.1163844006.100000077728281&type=1&relevant_count=1&ref=nf

Merasa diingatkan oleh gambar ini untuk kembali meluruskan niat hanya dan hanya demi keridhoaan ALLAH semata.

"Ya ALLAH, aku mohonkan perlindungan dan pengawasan-Mu. Luruskan aku jika aku berbelok, benarkan aku jika aku salah, ingatkan aku jika ku terlupa...karena sungguh, aku hanya lah seorang manusia lemah yg hina, yg tak luput dari lupa, khilaf dan dosa :( "



Friday, September 28, 2012

Quote of The Day_28912

"Gifts like marriage will be a means to bring you closer to God—so long as they remain a means, not an End. God’s gifts will remain a means to Him, so long as they are held in the hand, not the heart. Remember that whatever lives in the heart controls you. It becomes what you strive for and are willing to sacrifice anything to have. And to keep. It becomes what you depend on at a fundamental level. It, therefore, must be something eternal, that never tires, and never breaks. It must, therefore, be something that never leaves. Only one thing is like that: The Creator." (Yasmin Mogahed)

Study Story: (1) Masuk S2 yang tidak direncanakan, masuk S3 yang dimudahkan

Setelah jalan untuk menjadi dokter itu sepertinya sudah tertutup, maka aku bertekad untuk terus fokus meneruskan studiku dijurusan Kimia ini dan harus sampai pada tingkat yg paling tinggi, yaitu S3. "Terlanjur basah ya sudah mandi sekalian", pikirku. Tapi aku tidak pernah berfikir bahwa studiku berlanjut terus tanpa putus. Ada keinginan bekerja dulu saat lulus S1 atau S2. Tetapi ternyata tidak seperti itu jalannya kata ALLAH :-)

1. S2 yang tidak direncanakan

Setelah wisuda sarjana pada bulan Juli 2003, seorang dosen yg saat itu ditempatkan menjadi salah satu kepala divisi di rektorat ITB bagian Sumber Daya Manusia, mengajakku untuk masuk tim nya. Kata beliau sampai aku dapat kerja tetap. Saat itu aku membantu beliau tidak di bidang kimia. Liat aja nama divisinya, bisa ditebak kan? hehe...Tidak lama berselang, aku juga dapat tawaran via telepon dari ***farma untuk wawancara kerja disana. Aku tidak tau juga darimana mereka tau nomor hpku dan kenapa aku ditelepon. Kalau dari informasi yg aku dengar, mereka minta daftar nama dan nomor telepon anak-anak yang lulus cum laude dari jurusan (or kampus?). CMIIW...

Dua tawaran tadi sebenarnya cukup membuatku bingung: 1. tawaran kerja part time di rektorat, 2. tawaran wawancara di ***farma. Aku bingung karena aku masih setengah hati untuk kerja di perusahaan obat. Lalu kucoba untuk mendiskusikannya dengan orang tua dan disana tercetuslah ide tambahan yaitu lanjut S2. Jadi ada tiga opsi sekarang. Gubrak! :D. Setelah selesai diskusi, pilihan kembali mengerucut menjadi dua yaitu A. memenuhi undangan wawancara ***farma atau B. part time job di rektorat sambil studi S2. Opsi B sounded interesting dan aku mulai berat ke pilihan itu. Aku coba bantu lagi dengan sholat istikhorah hingga akhirnya diperoleh keputusan final untuk memilih opsi B. Besoknya segera aku urus segala syarat-syarat, maklumlah batas akhir pendaftaran udah tinggal beberapa hari lagi. Akhirnya di hari terakhir pendaftaran aku sukses tidak telat untuk memasukkan aplikasi S2 ku; S2 mandiri alias biaya sendiri dan berhasil menyandang status sebagai mahasiswa magister Kimia ITB tahun 2003.

Di minggu pertama kuliah S2, aku dapat kabar kalau 2 orang mahasiswa S2 KI yg dapat beasiswa vouche ITB mengundurkan diri. Tercetus ide untuk menanyakan ke salah seorang dosen apakah aku bisa mengisi kekosongan itu? Karena sebenarnya mereka udah terdaftar resmi jadi mahasiswa master tapi ntah kenapa membatalkan diri tiba-tiba. Subhanallah, ternyata dosen yg aku mintakan pendapatnya itu mendukungku dan berjanji untuk membantu mendapatkannya. Dan dengan pertolongan ALLAH, proses administrasi untuk pengurusan beasiswa itu lancar dan alhamdulillah statusku dari mahasiswa S2 mandiri berubah menjadi mahasiswa S2 beasiswa voucher.

Hari-hariku selanjutnya kembali disibukkan dengan aktifitas kuliah dan part time job di rektorat. Tapi beberapa bulan kemudian, jurusan menyuruhku untuk full time di jurusan baik urusan studi maupun membantu proses belajar mengajar serta urusan non akademik di jurusan.

...to be continued

Thursday, September 27, 2012

Manusia oh manusia....manusiawi?

Apa yang terjadi dalam hidup ini yang melibatkan manusia sebagai subjeknya, seringkali membuat aku tersenyum.Ya, men-senyum-i diri sendiri sebagai manusia yang merupakan bagian dari kehidupan itu sendiri :). Berikut beberapa contoh:

1. Tentang pernikahan.
Suatu saat ada beberapa orang teman meminta tolong dicarikan jodoh: "Aku udah pengen banget menikah, Nda..", begitu satu kalimat inti yang kucatat. Tapi di waktu yg lain, ada seorang teman yang baru 5 bulan menikah berkata: "Ternyata berumah tangga itu tidak gampang ya Nda..", lalu dia lanjutkan dengan keluhan-keluhan lainnya dengan mata yang berkaca-kaca.

2. Tentang anak. 
Betapa aku merindukan sosok buah hati itu hadir menemani kehidupan pernikahanku yang beberapa minggu lagi memasuki usia 4 tahun. Tapi di tempat lain, ada temanku yang mengatakan bahwa betapa repotnya punya anak itu, bahkan ada yang bilang: "Sebenarnya aku belum siap jadi Ibu, Nda", padahal si anak ada di dekatnya. Untung si anak tidak mengerti apa yang dikatakan ibunya karena masih sangat kecil. Seandainya dia mengerti, apa yang dia rasakan saat mendengar ibunya berkata demikian ya?hmm....

3.Tentang pekerjaan (baca: penghasilan per bulan). 
Seorang teman yang tiap bulannya bergaji puluhan juta, mengeluh tidak betah dan stress di kerjaan itu dan kalau bisa ingin berhenti. Di  belahan dunia lain, ada seorang mbak yg harus membiayai empat orang anaknya dengan penghasilan yang tidak sampai sejuta per bulannya dan ratusan ribu bahkan jutaan orang-orang yang jungkir balik untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Miris ya?

Yah, begitulah manusia....lucu...tapi ya manusiawi? Silakan di jawab sendiri :D

Tuesday, September 25, 2012

Wanita Penghuni Syurga

Muncul pertanyaan di benak kita, apa yang menyebabkan kebanyakan wanita menjadi penduduk neraka? Dalam sebuah kisah ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan para shahabatnya melakukan shalat gerhana, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam melihat Surga dan neraka.Ketika beliau melihat neraka beliau bersabda kepada para shahabatnya radhiyallahu 'anhum, “ … dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita. Shahabat pun bertanya, “Mengapa (demikian) wahai Rasulullah?” Beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab, “Karena kekufuran mereka.” Kemudian ditanya lagi, “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab, “Mereka kufur terhadap suami-suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata, ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma)

 Dalam hadits lainnya, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam menjelaskan tentang wanita penduduk neraka, beliau bersabda, “ … dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang, melenggak-lenggokkan kepala mereka karena sombong dan berpaling dari ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala mereka seakan-akan seperti punuk onta. Mereka tidak masuk Surga dan tidak mendapatkan wanginya Surga padahal wanginya bisa didapati dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu) 

Bagi para muslimah atau umumnya wanita ketika membaca atau mendengar hadist-hadist di atas sontak naik darah dan tidak bisa menerima sepenuhnya. Minimal akan berhujjah bahwasanya wanita bisa berbuat demikian karena ada penyebabnya, bukan tiba-tiba ingin berlaku demikian. Siapapun kalau ditanya tentu saja tidak ada yang ingin masuk neraka apalagi diklaim akan masuk neraka. Naudzubillah mindzalik!Memang, berlayar mengarungi bahterah rumah tangga itu tidak semudah yang dibayangkan. Seorang muslimah tepatnya seorang istri, tidak saja harus membekali dirinya dengan ilmu agama yang cukup tapi juga mutlak dibutuhkan mental baja dan manajemen yang baik dalam mengelola gelombang kehidupan beserta segala pernak pernik yang menyertainya. Ketika urusan rumah tangga tidak pernah ada habisnya, anak-anak rewel dan kondisi fisik sedang tidak fit, kemudian suami pulang kerja minta dilayani tanpa mau perduli dengan kondisi kita, biasanya, dalam kondisi seperti ini tidak banyak wanita yang tetap mampu mengendalikan kesabarannya. Manusiawi bukan? Belum tentu!Justru dalam situasi seperti inilah keimanan dan kesabaran kita akan teruji. Apakah kita masih bisa mengeluarkan kata-kata manis sekaligus rona muka penuh dengan senyum ketulusan? Sulit memang! Tapi sulit bukan berarti tidak bisa!

Jika kita cermati hadist diatas secara seksama, maka akan kita dapati beberapa sebab mengapa wanita bisa menjadi penduduk minoritas di surga, di antaranya :
1. Kufur terhadap kebaikan-kebaikan suami. Sebuah fenomena yang sering kita saksikan, seorang istri yang mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya dalam waktu yang panjang hanya karena satu hal yang tidak sesuai dengan keinginannya. Padahal seharusnya seorang istri selalu bersyukur terhadap apa-apa yang diberikan suaminya, karena Allah SWT tidak akan melihat istri yang seperti ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam,“Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan tidak merasa cukup dengannya.” (HR. Nasa’i di dalam Al Kubra dari Abdullah bin ‘Amr).

2. Durhaka terhadap suami. Durhaka yang sering dilakukan seorang istri adalah durhaka dalam ucapan dan perbuatan. Wujud durhaka dalam ucapan di antaranya ketika seorang istri membicarakan keburukan-keburukan suaminya kepada teman-teman atau keluarganya tanpa alasan yang dibenarkan oleh syar’i. Sedangkan durhaka dalam perbuatan diantaranya bersikap kasar atau menampakkan muka yang masam ketika memenuhi panggilan suami, tidak mau melayani suami dengan alasan yang tidak syar’i, pergi atau ke luar rumah tanpa izin suami, mengkhianati suami dan hartanya, membuka dan menampakkan apa yang seharusnya ditutupi dari anggota tubuhnya, atau sebaliknya enggan berdandan dan mempercantik diri untuk suaminya padahal suaminya menginginkan hal itu.Jika demikian keadaannya maka sungguh merugi wanita-wanita yang kufur dan durhaka terhadap suaminya. Mereka lebih memilih jalan ke neraka daripada surga karena mengikuti hawa nafsu belaka. Jalan ke surga memang tidaklah dihiasi dengan bunga-bunga nan indah, melainkan melalui rintangan-rintangan yang berat dan terjal. Tetapi ingatlah di ujung jalan ini Allah menjanjikan surga bagi orang-orang yang sabar menempuhnya.Sementara, jalan menuju ke neraka penuh dengan keindahan yang menggoda dan setiap manusia sangat tertarik untuk melaluinya. Tetapi, sadarlah bahwa di ujung jalan ini, neraka telah menyambut dengan beragam siksa-Nya

Lalu, bagaimana caranya agar para wanita atau para istri tidak terperosok ke dalam nerakaJangan pesimis, masih banyak cara dan tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri jika kita ingin menjadi penduduk minoritas di surga.Masih ingat kan, ketika rasulullah bersabda dalam sebuah hadist shahih jami’, “Perempuan apabila shalat 5 waktu, puasa di bulan ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat kepada suaminya, maka masuklah dia dari pintu surga mana saja yang dia kehendaki.” Mengacu dari hadist di atas, mari kita berlomba menegakkan sholat dengan lebih khusu’, memperbayak sholat-sholat sunah karena sholat yang benar dan khusu’ bisa membentengi diri kita dari perbuatan yang munkar. Selain puasa/shaum wajib di bulan romadhon, latihlah diri untuk terbiasa melakukan shaum sunah. Hiasilah diri dengan sabar dalam ketaatan dengan suami dan banyak-banyaklah beristigfar karena istigfar bisa meruntuhkan dosa-dosa kecil yang tidak kita sadari.

(Copy paste dari tulisan orang lain. Lupa sumber nya :( )

Friday, August 31, 2012

Nasihat (Ali bin Abi Thalib R.A)

"Wahai anakku! Dunia ini bagaikan samudra tempat banyak ciptaan-ciptaan-Nya yang tenggelam. Maka jelajahilah dunia ini dengan menyebut nama Allah.
Jadikan ketakutanmu pada Allah sebagai kapal-kapal yang menyelamatkanmu. Kembangkanlah keimanan sebagai layarmu, logika sebagai pendayung kapalmu, ilmu pengetahuan sebagai nakhoda perjalananmu; dan kesabaran sebagai jangkar dalam setiap badai cobaan." (Ali bin Abi Thalib R.A)

Thursday, August 30, 2012

Jika Aku Jatuh Cinta

Puisi ini tanpa sengaja kutemukan kembali di FS salah satu temanku. Begitu menyentuh....dulu dan saat ini pun.


Jika Aku Jatuh Cinta

Ya Allah, jika aku jatuh cinta,cintakanlah aku pada seseorang yang
melabuhkan cintanya pada-Mu,agar bertambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.
Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta,jagalah cintaku padanya agar tidak
melebihi cintaku pada-Mu
Ya Allah, jika aku jatuh hati,izinkanlah aku menyentuh hati seseorang
yang hatinya tertaut pada-Mu,agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu.
Ya Rabbana, jika aku jatuh hati,jagalah hatiku padanya agar tidak
berpaling dari hati-Mu.
Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu,rindukanlah aku pada seseorang yang
merindui syahid di jalan-Mu.
Ya Allah, jika aku rindu,jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku
merindukan syurga-Mu.
Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu,janganlah kenikmatan itu melebihi
kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhirmu.
Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu,
jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu.
Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasih-Mu,
jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepada-Mu.
Ya Allah Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta
pada-Mu,telah berjumpa pada taat pada-Mu, telah bersatu dalam dakwah pada-MU,telah berpadu dalam membela syariat-Mu.Kukuhkanlah Ya Allah ikatannya.
Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan
Nur-Mu yang tiada pernah pudar. Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan
keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.


MP, 3 Mar 2007

Ketika Tangan dan Kaki Berkata


Di tahun 1997 saya bertemu Chrisye sehabis sebuah acara, dan dia berkata, "Bang, saya punya sebuah lagu. Saya sudah coba menuliskan kata-katanya, tapi saya tidak puas. Bisakah Abang tolong tuliskan liriknya?"  Karena saya suka lagu-lagu Chrisye, saya katakan bisa. Saya tanyakan kapan  mesti selesai. Dia bilang sebulan. Menilik kegiatan saya yang lain, deadline  sebulan itu bolehlah. Kaset lagu itu dikirimkannya,
berikut keterangan  berapa baris lirik diperlukan, dan untuk setiap larik berapa jumlah  ketukannya, yang akan diisi dengan suku kata. Chrisye menginginkan puisi  relijius. 
Kemudian saya dengarkan lagu itu. Indah sekali. Saya suka betul.

Sesudah seminggu, tidak ada ide. Dua minggu begitu juga. Minggu ketiga inspirasi masih tertutup. Saya mulai gelisah. Di ujung minggu keempat tetap  buntu. Saya heran. Padahal lagu itu cantik jelita. Tapi kalau ide memang  macet, apa mau dikatakan. Tampaknya saya akan telepon Chrisye keesokan  harinya dan saya mau bilang, " Chris, maaf ya, macet. Sori." Saya akan  kembalikan pita rekaman itu.
           
Saya punya kebiasaan rutin baca Surah Yasin. Malam itu, ketika sampai ayat 65 yang berbunyi, A'udzubillahi minasy syaithonirrojim. "Alyauma  nakhtimu 'alaa afwahihim, wa tukallimuna aidhihim, wa tasyhadu arjuluhum  bimaa kaanu yaksibuun" saya berhenti. Maknanya, "Pada hari ini Kami akan  tutup mulut mereka, dan tangan mereka akan berkata kepada Kami, dan kaki  mereka akan bersaksi tentang apa yang telah mereka lakukan." Saya tergugah.  Makna ayat tentang Hari Pengadilan Akhir ini
luar biasa!
Saya hidupkan lagi pita rekaman dan saya bergegas memindahkan makna itu ke larik-larik lagi tersebut. Pada mulanya saya ragu apakah makna  yang sangat berbobot itu akan bisa masuk pas ke dalamnya. Bismillah.  Keragu-raguan teratasi dan alhamdulillah penulisan lirik itu selesai. Lagu  itu saya beri judul Ketika Tangan dan Kaki Berkata.

Keesokannya dengan lega saya berkata di telepon," Chris, alhamdulillah selesai". Chrisye sangat gembira. Saya belum beritahu padanya asal-usul inspirasi lirik tersebut. Berikutnya hal tidak biasa terjadilah. Ketika berlatih di kamar menyanyikannya baru dua baris Chrisye menangis, menyanyi  lagi, menangis lagi, berkali-kali.

Di dalam memoarnya yang dituliskan Alberthiene Endah, Chrisye - Sebuah Memoar Musikal, 2007 (halaman 308-309), bertutur Chrisye: Lirik yang dibuat Taufiq Ismail adalah satu-satunya lirik dahsyat sepanjang  karier, yang menggetarkan sekujur tubuh saya. Ada kekuatan misterius yang  tersimpan dalam lirik itu. Liriknya benar-benar-benar mencekam dan  menggetarkan. Dibungkus melodi yang begitu menyayat, lagu itu bertambah  susah saya nyanyikan! Di kamar, saya berkali-kali
menyanyikan lagu itu. Baru  dua baris, air mata saya membanjir. Saya coba lagi. Menangis lagi. Yanti  sampai syok! Dia kaget melihat respons saya yang tidak biasa terhadap sebuah  lagu.
Taufiq memberi judul pada lagu itu sederhana sekali, Ketika Tangan dan Kaki  Berkata. Lirik itu begitu merasuk dan membuat saya dihadapkan pada kenyataan, betapa  tak berdayanya manusia ketika hari akhir tiba. Sepanjang malam saya gelisah.  Saya akhirnya menelepon Taufiq dan menceritakan kesulitan saya. "Saya mendapatkan ilham lirik itu dari Surat Yasin ayat 65..." kata Taufiq.  Ia menyarankan saya untuk tenang saat menyanyikannya. Karena sebagaimana  bunyi ayatnya, orang memang sering kali tergetar membaca isinya. Walau sudah ditenangkan Yanti dan Taufiq, tetap saja saya menemukan kesulitan saat mencoba merekam di studio. Gagal, dan gagal lagi.
Berkali-kali saya menangis dan duduk dengan lemas. Gila! Seumur-umur, sepanjang sejarah karir saya, belum pernah saya merasakan hal seperti ini.  Dilumpuhkan oleh lagu sendiri!
Butuh kekuatan untuk bisa menyanyikan lagu itu. Erwin Gutawa yang sudah senewen menunggu lagu terakhir yang belum direkam itu, langsung mengingatkan  saya, bahwa keberangkatan ke Australia sudah tak bisa ditunda lagi. Hari  terakhir menjelang ke Australia, saya lalu mengajak Yanti ke studio,  menemani saya rekaman. Yanti sholat khusus untuk mendoakan saya. Dengan susah payah, akhirnya saya bisa menyanyikan lagu itu hingga selesai.  Dan tidak ada take ulang! Tidak mungkin. Karena saya sudah menangis dan tak  sanggup menyanyikannya lagi. Jadi jika sekarang Anda mendengarkan lagu itu,  itulah suara saya dengan getaran yang paling
autentik, dan tak terulang!  Jangankan menyanyikannya lagi, bila saya mendengarkan lagu itu saja, rasanya  ingin berlari!
Lagu itu menjadi salah satu lagu paling penting dalam deretan lagu yang pernah saya nyanyikan. Kekuatan spiritual di dalamnya benar-benarbenar meluluhkan perasaan. Itulah pengalaman batin saya yang paling dalam selama  menyanyi.

Penuturan Chrisye dalam memoarnya itu mengejutkan saya. Penghayatannya terhadap Pengadilan Hari Akhir sedemikian sensitif dan luarbiasanya, dengan  saksi tetesan air matanya. Bukan main. Saya tidak menyangka sedemikian  mendalam penghayatannya terhadap makna Pengadilan Hari Akhir di hari kiamat  kelak.

Mengenai menangis menangis ketika menyanyi, hal yang serupa terjadi dengan  Iin Parlina dengan lagu Rindu Rasul. Di dalam konser atau pertunjukan, Iin  biasanya cuma kuat menyanyikannya dua baris, dan pada baris ketiga Iin akan  menunduk dan membelakangi penonton menahan sedu sedannya. Demikian sensitif  dia pada shalawat Rasul dalam lagu tersebut.
* *

Setelah rekaman Ketika Tangan dan Kaki Berkata selesai, dalam peluncuran album yang saya hadiri, Chrisye meneruskan titipan honorarium dari produser  untuk lagu tersebut. Saya enggan menerimanya. Chrisye terkejut. "Kenapa  Bang, kurang?" Saya jelaskan bahwa saya tidak orisinil menuliskan lirik lagu  Ketika Tangan dan Kaki Berkata itu. Saya cuma jadi tempat lewat, jadi  saluran saja. Jadi saya tak berhak menerimanya. Bukankah itu dari Surah  Yasin ayat 65, firman Tuhan? Saya akan bersalah menerima sesuatu yang bukan  hak saya.
Kami jadi berdebat. Chrisye mengatakan bahwa dia menghargai pendirian saya,  tetapi itu merepotkan administrasi. Akhirnya Chrisye menemukan jalan keluar.  "Begini saja Bang, Abang tetap terima fee ini, agar administrasi rapi. Kalau  Abang merasa bersalah, atau berdosa, nah, mohonlah ampun kepada Allah. Tuhan  Maha Pengampun 'kan?" Saya pikir jalan yang ditawarkan Chrisye betul juga. Kalau saya berkeras
menolak, akan kelihatan kaku, dan bisa ditafsirkan berlebihan. Akhirnya
solusi Chrisye saya terima. Chrisye senang, saya pun senang.
* *


Pada subuh hari Jum'at, 30 Maret 2007, pukul 04.08, penyanyi legendaris Chrisye wafat dalam usia 58 tahun, setelah tiga tahun lebih keluar masuk rumah sakit, termasuk berobat di Singapura. Diagnosis yang mengejutkan adalah kanker paru-paru stadium empat. Dia meninggalkan isteri, Yanti, dan  empat anak, Risty, Nissa, Pasha dan Masha, 9 album proyek, 4 album sountrack, 20 album solo dan 2 filem. Semoga penyanyi yang lembut hati dan  pengunjung masjid setia ini, tangan dan kakinya kelak akan bersaksi tentang  amal salehnya serta menuntunnya memasuki Gerbang Hari Akhir yang semoga  terbuka lebar baginya. Amin. #


Ketika Tangan dan Kaki Berkata

Lirik    : Taufiq Ismail
Lagu   : Chrisye

Akan datang hari mulut dikunci
Kata tak ada lagi
Akan tiba masa tak ada suara
Dari mulut kita

Berkata tangan kita
Tentang apa yang dilakukannya
Berkata kaki kita
Kemana saja dia melangkahnya
Tidak tahu kita bila harinya
Tanggung jawab tiba

Rabbana
Tangan kami
Kaki kami
Mulut kami
Mata hati kami
Luruskanlah
Kukuhkanlah
Di jalan cahaya.... sempurna

Mohon karunia
Kepada kami
HambaMu yang hina
1997
Ditulis oleh : TAUFIQ ISMAIL
Sumber: email forward-an seorang teman dr sebuah milis

MP, 14 Jan 2008

Nasihat (Ust.Ihsan Tanjung)


Pagi ini, aku terima e-mail dr Mbak Ning, seorang mbak yg udh aku anggap kayak kakak ku sendiri. Sayang, kebersamaan kami hanya sebentar, krn aku harus ke Singapore melanjutkan study ku, sedangkan Mbak Ning tetap di Bandung...E-mail ini berkesan sekali, krn Mbak menyisipkan sebuah nasihat dr Ustaz Ihsan Tanjung yang menyentuh.

Jalankanlah hidup ini bagaikan air yang mengalir sebagai hamba Allah.
Air mengalir tak pernah bertanya-tanya kepada Allah mau dikemanakan 
dirinya?
Ia percaya seratus prosen Allah akan memberikannya tempat kembali yang terbaik.
Air tak pernah protes ketika suatu saat dalam perjalannya ia harus terjun ke atas batu keras atau meresap jauh ke dalam bumi tanpa tahu kapan akan melihat matahari kembali....
Air tak pernah bertanya apa takdirnya.
Benarlah Firman Allah SWT yang mengatakan "Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan." (3: 83).
Jadi begitulah sikap alam semesta selain jin dan manusia, mereka berserah diri kepada Allah tanpa pikir dan tanpa protes apalagi membantah.
Tentu kita memang berbeda dengan setitik air.
Sebab Allah memberikan kita akal yang membuat kita mampu melihat kebenaran dengan akal.
Tetapi akal juga mampu menyesatkan kita ketika kita terlalu terpaku pada pertanyaan-pertanyaan yang berbahaya.
Olah karena itu hanya manusia dan jin yang bisa menjadi kafir karena mereka diberi pilihan, beriman atau kafir. “dan mereka diberi alat unutuk menentukan pilihan, yaitu akal dan hati”.
Gunakanlah keduanya secara seimbang, jika kita terlalu menggunakan hati, kita tak punya pertimbangan rasional yang padahal itu adalah pemberian dari Allah juga.
Jika kita terlalu mengandalkan akal, maka kita akan disesatkannya karena ia hanya bisa berpikir tentang hal-hal yang masih dalam batas-batas rasio.
Padahal hakekat hidup dan mati bukan hanya sebatas rasio. Jadilah "Air yang cerdas dan beriman".
Mengikuti aliran hidup ini sambil sesekali mengarahkan jalan kemana akan pergi dengan petunjuk dari Allah.
Semoga bermanfaat juga bagi semua .


MP, 15 Jan 2008

Das Sollen versus Das Sein


Tadi malam mendapatkan e-mail dari seorang teman. Emailnya berisi tentang artikel seputar perkembangan riset di Asia. Dibahas pula tentang kondisi riset di Indonesia yg memprihatinkan:
  • Jumlah peneliti di Indonesia 1:10.000, artinya setiap 10.000 penduduk terdapat 1 peneliti
  • Publikasi ilmuah Indonesia 0,012% dari total pulikasi ilmiah seluruh dunia.
Selengkapnya adalah sebagai berikut:
Das Sollen versus das Sein Agustus 13, 2006

Laporan terbaru yang dikeluarkan oleh UNESCO Institute for Statistic merupakan angin segar bagi perkembangan riset di kawasan Asia. Laporan tersebut mengatakan bahwaGERD (gross expenditure on research and development) yang dikeluarkan oleh Asia ternyata telah melampaui Eropa. Dana pengembangan dan riset untuk wilayah Asia sebesar 31,5 persen sedangkan Eropa 27,3 persen. Walaupun demikian wilayah Amerika Utara masih yang tertinggi yaitu 37 persen. Sisanya adalah Amerika Latin dan Karibia 2,6 persen, Oceania 1,1 persen, dan Afrika 0,6 persen. Cina menunjukkan pertumbuhan yang signifikan yaitu dari 4 menjadi 9 persen pada periode 1997 sampai 2002. Sementara pada periode yang sama Amerika Utara dan Eropa justru menunjukkan penurunan sebesar 1 persen.
Di negara-negara yang telah mengalami kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, publikasi internasional merupakan hal yang sangat penting. Bahkan gengsi suatu lembaga riset atau universitas ditentukan oleh banyaknya publikasi internasional yang dihasilkan oleh lembaga tersebut. Hal ini sangat berkaitan juga dengan dana riset yang bisa didapatkan.
Fakta saat ini menunjukkan bahwa kegiatan riset sudah merambah dan berkembang pesat di negara-negara Asia Pacific seperti yang diulas oleh majalah Nature. Hal ini dapat ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah publikasi ilmiah yang mencapai 25 persen dari total paper ilmiah di seluruh dunia pada tahun 2004. Meskipun persentase ini masih lebih kecil dibandingkan paper ilmiah yang dihasilkan Eropa (38 persen) dan Amerika Serikat (33 persen), namun persentasi peningkatannya cukup besar jika dibandingkan dengan jumlah paper ilmiah yang dipublikasikan tahun 1990 yang hanya 16 persen.
Dalam laporan yang dibuat oleh UNESCO Institute of Statistic juga memuat jumlah peneliti per sejuta penduduk dari beberapa negara di dunia. Untuk kawasan Asia, Cina mempunyai jumlah peneliti terbanyak yaitu 810.500 orang disusul oleh Jepang 646.500 orang kemudian India 117.500 orang. Dengan melihat fakta bahwa jumlah peneliti seluruh Asia hanya 2.034.000 orang, maka jumlah peneliti di Indonesia pastilah sangat sedikit.Menurut data dari Dikti, jumlah peneliti Indonesia saat ini baru mencapai rasio 1: 10.000. Artinya, setiap 10.000 penduduk terdapat 1 peneliti. Dengan populasi penduduk Indonesia saat ini sekitar 220 juta jiwa, berarti baru terdapat sekira 22.000 peneliti. Namun demikian jumlah peneliti terbanyak setiap sejuta penduduk ditempati oleh Jepang yaitu 5.084,4 dan menempatkan Jepang sebagai nomor satu di dunia. Cina dan India masing-masing mempunyai 633 dan 112,1 peneliti setiap sejuta penduduknya. Sedangkan negara-negara yang sudah mapan dalam bidang riset seperti Amerika Serikat (4.373,7), Federasi Rusia (3.414,6), Jerman (3.208,5), Perancis (2.981,8) dan Inggris (2.661,9).
Indonesia masih harus prihatin di tengah kebangkitan negara-negara Asia yang lain dalam mempublikasikan paper yang bertaraf international. Data statistik menunjukkan bahwa publikasi ilmiah Indonesia hanya 0,012 persen dari total publikasi ilmiah dari seluruh dunia. Sebagai contoh, jumlah publikasi ilmiah Indonesia pada tahun 2004 hanya 522 paper ilmiah. Di antara negara Asia Tenggara jumlah paper Indonesia masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Singapura (5781), Thailand (2397), dan Malaysia (1438).

Masalah dan Solusi
Publikasi ilmiah dihasilkan dari suatu penelitian. Penelitian dilakukan untuk menjawab permasalahan penelitian. Permasalahan penelitian merupakan kesenjangan antara “das Sollen” dan “das Sein” yaitu “apa yang seharusnya” dan “fakta yang ada”. Kurangnya sensitivitas peneliti Indonesia dalam merekam kejadian-kejadian di sekitar mereka merupakan kendala utama dalam menghasilkan suatu penelitian yang berkualitas. Peneliti harus dibekali dengan rasa keingintahuan yang sangat besar sehingga sekecil apapun perubahan yang terjadi dapat ditentukan akar masalahnya dan dipecahkan melalui kegiatan penelitian. Oleh karena itu latihan yang terus-menerus untuk melatih peningkatan sensitivitas terhadap perubahan-perubahan di lingkungan harus selalu dilakukan.
Tidak tersedianya sumber literatur yang memadai juga menjadi kendala utama. Bahan pustaka yang terbaru sangat diperlukan untuk mengetahui perkembangan ilmu terkini. Dengan mengacu pada perkembangan ilmu terkini maka hasil penelitian yang dilakukan juga up to date untuk ditulis dalam suatu publikasi internasional. Mengingat harga jurnal internasional yang sangat mahal, maka perlu dikembangkan kerjasama dengan institusi/universitas di luar negeri sehingga ada kesempatan untuk ke luar negeri dan mengakses jurnal-jurnal yang memuat perkembangan ilmu terkini. Kerjasama ini juga diharapkan menghasilkan suatu publikasi bersama (joint publication).
Rendahnya dana penelitian yang disediakan oleh pemerintah dan terbatasnya sarana penelitian juga merupakan kendala yang sangat berarti. Untuk menghasilkan penelitian yang komprehensif tentulah dibutuhkan dana dan sarana yang memadai. Oleh karena itu kerjasama antar lembaga riset dan universitas di Indonesia maupun dengan institusi lain di luar negeri harus ditingkatkan sehingga kita bisa memanfaatkan alat-alat dan sarana penelitian secara bersama-sama.
Hambatan yang sering diumpai jika ingin membangun kerjasama dengan institusi luar negeri adalah penguasaan bahasa Inggris. Fakta menunjukkan bahwa penguasaan bahasa Inggris masyarakat kita, khususnya dosen dan peneliti, masih harus ditingkatkan. Tanpa penguasaan bahasa Inggris yang baik, akan sangat sulit menjalin kerjasama dengan institusi luar negeri. Pembekalan bahasa Inggris harus diintensifkan mulai dini.
Sinergi kegiatan riset untuk menunjang arah kebijakan riset nasional belum optimal. Seyogyanya semua kegiatan riset di Indonesia diarahkan dan disinergikan untuk mewujudkan tujuan masing-masing unggulan riset nasional. Misalnya dalam bidang ketahanan pangan, kelautan, dan bioteknologi sehingga out put riset menjadi jelas dan terarah.
Budaya ilmiah di kalangan akademisi dan peneliti Indonesia masih sangat kurang. Budaya ilmiah dapat dibangun melalui pertemuan-pertemuan ilmiah. Lembaga riset dan universitas harus dipacu untuk mengadakan pertemuan-pertemuan ilmiah dalam bentuk seminar, workshop, koloqium dan lain-lain. Selain dapat merangsang semangat untuk meneliti, ajang ini juga dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan ilmu terkini dan menjalin kerjasama antar lembaga untuk melakukan penelitian bersama. Yang terpenting adalah sarana untuk belajar menulis dan mengekspresikan hasil penelitian dalam bentuk tulisan secara logis dan kronologis.
Jumlah jurnal-jurnal ilmiah yang terakreditasi di Indonesia masih sedikit.Jurnal ilmiah terakreditasi nasional merupakan jembatan yang sangat penting untuk mempublikasikan paper di tingkat internasional. Oleh karena itu keberadaan jurnal-jurnal ini baik secara kuantitas maupun kualitas harus ditingkatkan. Melalui jurnal ini dapat diketahui sejauh mana perkembangan ilmu-ilmu tertentu.
Integrasi penelitian dalam mata kuliah harus dilakukan sejak dini sehingga Indonesia dapat menghasilkan peneliti-peneliti muda yang potensial. Hampir sebagian besar mahasiswa hanya melakukan satu kali kegiatan penelitian yaitu saat skripsi. Hal ini sangat tidak menguntungkan karena mahasiswa tidak mempunyai pengalaman yang cukup dalam bidang penelitian setelah mereka lulus. Oleh karena itu perlu adanya integrasi yang berkesinambungan penelitian dalam mata kuliah, misalnya metodologi penelitian sehingga sejak dini mahasiswa sudah dilatih untuk menulis karya tulis ilmiah dan melakukan penelitian.
Semangat hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 61 dapat dijadikan momen yang tepat untuk kebangkitan Indonesia dalam bidang science dan teknologi dengan cara meningkatkan penelitian yang beorientasi publikasi ilmiah internasional.
_____________________________________________________________________________
Dari artikel di atas setidaknya ada 8 permasalahan riset di Indonesia, yaitu:
  1. Kurangnya sensitivitas peneliti Indonesia dalam merekam kejadian-kejadian di sekitar mereka.
  2. Tidak tersedianya sumber literatur yang memadai
  3. Rendahya dana penelitian yg disediakan oleh pemerintah dan terbatasnya sarana penelitian.
  4. Permasalahan penguasaan bahasa Inggris dosen dan peneliti Indonesia ( permasalahan ini sering dijumpai jika ingin membangun kerja sama dengan institusi Luar Negeri).
  5. Sinergi kegiatan riset untuk emnunjang arah kebijakan risset nasional belum optimal.
  6. Budaya ilmiah di kalangan akademisi dan peneliti Indonesia masih sangat kurang.
  7. Jumlah jurnal-jurnal ilmiah yang terkareditasi di Indonesia masih sedikit.
  8. Integrasi penelitian dalam mata kuliah belum dilakukan sejak dini

Ini adalah PR bagi kita semua terutama generasi muda...



Note: Maaf sekali , sumber artikel ini tdk tercantum karena saya mendapatkannya jg tanpa sumber . Semoga tidak mengurangi maknanya.
Btw, ada yang tau? Tulisan ini adalah dalam rangka menyambut HUT negara kita Indonesia ke-61 di tahun 2006 lalu.