Saturday, November 17, 2012

Unpredicted Cases

Dalam kehidupan sehari-hari, ada saja kejadian-kejadian yang tidak terduga. Kejadian itu mungkin bisa mengundang gelak tawa, air mata, trauma atau apapun. Yang jelas, apapun rasa yg ditimbulkan, semuanya menorehkan warna dalam kehidupan kita :)

Berikut adalah beberapa kisah tak terduga yg pernah kualami.

1. Orang Gila Masuk Mobil (thn. 1992-1995)

Pagi itu, kami (aku, adik dan Ayah) bersama-sama menemani Bunda ke pasar. Saat itu umurku sekitar 13 -15 tahun (kalau nggak salah ingat). Biasanya kami berdua ikut menemani Bunda berbelanja ke dalam pasar, tapi kali ini tidak karena Bunda bilang apa yg akan dibeli cuman sedikit, jadi Bunda tidak akan lama belanjanya. Maka jadilah aku dan adik menungu berdua di dalam mobil; Ayah sendiri memilih menunggu di luar tepatnya di sebuah tempat makan langganannya. Kami duduk di kursi tengah dengan santainya dan tidak menyadari kalau pintu mobil tidak dikunci. Tak berapa lama berselang, kami dikagetkan dengan bunyi pintu mobil paling belakang dibuka orang dan ternyata benar. Orang yg membukannya adalah orang gila yg biasa mangkal di pasar. Dia duduk dengan enaknya di bangku belakang sambil ngomong-ngomong sendiri terus memukul-mukul sandaran bangkuku. Betapa kaget dan takutnya kami; takut kalau dia melakukan suatu kejahatan. Pikiran pun buntu; tidak tau bagaimana caranya mengusir dia dari dalam mobil. Aku langsung mengucapkan kalimat tahlil dan berdo'a supaya orang gila itu keluar. Alhamdulillah tidak berapa lama, dia pun keluar dari mobil dengan ekspresi yg tetap sama sambil tetap ngoceh-ngoceh sendiri. Syukur dan lega tak terkira. Mobil pun segera kami kunci biar kejadian tsb tidak terulang lagi. Fiuuuh.....


2. Mendadak sakit di H-1 proses daftar ulang masuk kuliah S1 (thn. 1999)

Setelah mengetahui aku diterima di salah satu PTN di Bandung, Ayah Bunda pun datang menyusul ke Bandung. Mereka mengusahakan untuk datang karena ini kali pertama aku merantau jauh, di derah yang tidak ada saudara dekat sama sekali ditambah pengalaman pertama bagi ayahbunda untuk melepas anaknya ke dunia perkuliahan. Sebelum aku dapat kos, kami menginap di rumah teman Ayah. Satu hari menjelang pendaftaran ulang, kami menyempatkan diri bersilaturrahmi ke tempat salah seorang mantan murid Bunda di daerah Sukaluyu. Sekitar waktu ashar kami sampai di rumah si kakak tsb. Beberapa saat duduk di rumah si kakak, aku merasakan sakit yg teramat sangat di bagian ulu hati. Mukaku pucat pasi, keluar keringat dingin dan badan terasa lemas, saking sakitnya serta diiringi rasa mual (aku lupa apakah aku sampai muntah atau tidak). Bunda terlihat panik dan berusaha membantu untuk mengurangi rasa sakitku karena bener-bener tidak tega ngelihat aku mehanan rasa sakit yg sangat. Setelah rasa sakit sedikit berkurang (masih sakit banget tp berkurang sedikit), aku meminta waktu untuk sholat ashar. Sholat ashar kali itu aku lakukan duduk. Setelah sholat, aku dibawa ke klinik terdekat dan dikasi obat. Ternyata malamnya sakitku tdk kunjung sembuh, malah disertai dengan muntah-muntah yg tidak berhenti. Akhirnya malam itu juga aku di bawa ke RS. Borromeus. Disana aku masuk ke IGD dan diberikan satu suntikan. Tidak berapa lama, aku merasakan buang angin yang membuat badanku lebih enakan sehingga diputuskan untuk tidak jadi rawat inap, apalagi besok aku harus pergi ke kampus untuk daftar ulang. Paginya alhamdulillah badan terasa lbh baik lagi waaupun di derah ulu hati masih terasa sakit. Karena tidak bisa diwakilkan, Bismillah, aku langkahkan kaki ke kampus ditemani Ayah Bunda. Di dalam tas sudah disiapkan makanan dan minuman kalau-kalau proses daftar ulang berlangsung lama. Akhirnya hari itu berlalu juga dan proses regitrasi selesai dengan lancar. Alhamdulillah....


3. Cerita sebuah kotak yg tertinggal (thn. 1996-1999)

Siang ini aku, Bunda dan Nenek(almh) bersiap-siap mau berangkat menuju Pekanbaru ke tempat om (adiknya Bunda). Sekali-sekali mengunjungi sang anak, nenekku pastinya mempersiapkan banyak oleh-oleh untuk para cucu serta keluarga bisan nya di sana. Alhasil ada beberapa dus berisi makanan oleh-oleh. Agak sore kami dijemput travel dan setelah menempuh perjalanan selama 7-8 jam, sampailah kami di Pekanbaru sekitar jam 1 dini hari. Dengan mata mengantuk dan badan capek, kami pun segera membawa barang-barang ke dalam rumah dan langsung tidur tanpa mengecek kembai jumlah barang-barang bawaan.

Setelah sholat shubuh, aku pun memutuskan tidur lagi krn masih mengantuk. Baru kira-kira setengah jam tidur, aku dibangunkan Bunda dan disuruh mengungsi ke tempat lain karena ada bom dekat rumah om. Aku pun segera bangun, mengambil jilbab dan ikut lari ke rumah mertua si om yg letaknya tidak jauh dari situ. Disitu om cerita lebih lengkap lagi, kalau tadi polisi datang karena ada warga yg melapor melihat kotak yang disangka bom. Dan kotak itu akan di bawa untuk di periksa lebih lanjut atau diledakkan kalau memang benar-benar bom. Setelah situasi dinyatakan aman, kami pun kembali ke rumah si om dengan perasaan lega. 

Setelah zhuhur, ceritanya kami mau membagi-bagikan oleh-oleh terus menyadari kalau ada satu kotak oleh-oleh yg tidak ketemu. Kami bertiga pun tidak bisa menahan ketawa karena sesungguhnya kotak kami itulah yg disangka berisi bom oleh warga pelapor. Maklumlah kami nyampe malam dengan kondisi capek dan ngantuk berat jadi kami tidak terlalu ngeh dan teliti untuk memastikan bahwa semua kotak udh di bawa. 
Maafkan kami ya Pak Pol :-)


No comments:

Post a Comment