Monday, October 1, 2012

Study Story: (2) Masuk S2 yang tidak direncanakan, masuk S3 yang dimudahkan

2. Masuk S3 yang dimudahkan

Sebenarnya, keinginanku saat lulus S2 adalah bekerja dan/atau menikah. Lanjut S3 juga ingin tapi tidak langsung, alias butuh jeda oleh sesuatu yg baru dulu. Karena itu ikhtiar untuk melamar kerja atau pun membuka diri untuk ta'aruf ku jadikan prioritas. Tapi pada kenyataannya, beberapa bulan sebelum lulus S2 aku malah dihadapkan pada sebuah pengumuman lowongan S3 dari salah satu Universitas di Singapura dimana bidang yang aku minati ada di sana, yang membuat ku ragu apakah akan ikut ujiannya atau tidak. Kalau ikut dan ternyata lulus, aku belum siap untuk lanjut S3 langsung (ke-GR-an mode on :D). Akhirnya aku iseng untuk menghadiri presentasinya dulu dan diperolehlah info kalau kita bisa request bulan or tahun masuk S3 nya, tidak mesti dalam jangka waktu dekat. Info itu menguatkanku untuk mengikuti ujian masuknya yang ternyata diadakan langsung setelah presentasi selesai (sempat jeda beberapa jam sih). Gubrak aja karena aku (dan yg lain juga) nggak belajar sama sekali. Tapi gimana lagi, no choice. Akhirnya, Bismillah...Dengan modal apa yang ada di otak dan beberapa buku yang ada akhirnya aku beranikan diri untuk mengikuti tes tertulis dan wawancara pada hari itu (terjadi di semester akhir studi magisterku). 

Setelah wisuda pada bulan Oktober 2005, mulailah aku berikhtiar untuk mewujudkan dua keinginan utama yg sudah kutuliskan di atas. Segala urusan yang terkait dengan tes masuk S3 benar-benar sudah tidak kupikirkan lagi. Wong aku waktu itu ikut tes juga no thing to loose aja :-).

a. Ikhtiar bekerja
Tidak beberapa lama setelah wisuda, ada pembukaan lowongan penerimaan CPNS dosen oleh Kemdikbud dengan syarat minimal pendidikan S2 dan ada formasi yang sesuai dengan kualifikasiku. Karena merasa (sok) PeDe dengan nilai S1 dan S2ku, aku memutuskan untuk memasukkan aplikasi CPNS dosen di almamaterku saat itu. Di saat yg sama, aku juga menyiapkan aplikasi yang akan dimasukkan ke salah satu universitas negeri di Riau. 

Satu atau dua hari menjelang tes, kami mendapatkan informasi kalau almamaterku hanya menerima dosen tamatan S2 yg sedang berkuliah S3 atau lulusan S3, jadi bagi siapa yg tidak termasuk dua ketegori itu tidak akan lolos (walaupun sebenarnya iklan di koran dan internet dari Kemdikbud cuman menuliskan pendidikan minimal S2). Akhirnya aku dan beberapa teman senasib memutuskan untuk tidak jadi saja ikut ujian cpns. "Wong udah jelas nggak akan lolos", pikir kami. 

Saat itu, aku pun tidak bisa mengejar ujian ke Pekanbaru karena informasi dari Bandung       tersebut waktunya sangat mepet dengan hari ujian berlangsung, walaupun sebenarnya di universitas di Riau itu aku sudah dinyatakan lulus seleksi administrasi dan bisa ikut ujian yang diadakan di Pekanbaru. Maka, gagal lah ikhtiarku untuk mendapatkan pekerjaan yang kuinginkan saat itu :-).

2. Ikhtiar Taaruf
Dalam waktu yang hampir bersamaan, aku dikenalkan oleh seorang adik ke seorang ikhwan dan proses taaruf pun di mulai. Di awal-awal, proses taarufnya lancar dan mengesankan. Tapi ternyata tidak di ujungnya. Walaupun sudah bertemu keluargaku dan dinyatakan OK, tetapi tidak demikian saat isu ini di bawa ke keluarganya. Akhirnya rencana yang sudah hampir matang di keluargaku, batal. Dan ikhtiar menikah pun tidak berhasil.

Mari kita kembali lagi ke proses masuk S3 :-D. Oktober 2005 aku wisuda S2, selanjutnya waktuku diisi dengan membantu penelitian seorang dosen, diselingi dengan ikhtiar-ikhtiar diatas yang ujungnya tidak seperti yang kuharapkan, hehe...Surprisingly, Januari 2006, aku menerima email dari universitas Singapura itu yang menyatakan bahwa aku bisa lanjut ke tes berikutnya yaitu tes administratif. Aku diminta untuk mengirimkan segala persyaratan administratif yang ada. Kaget plus senang karena berita ini seperti penghibur dari kegagalan ikhtiar kerja yg terjadi sebelumnya, walaupun dalam hati aku masih mempertanyakan kesiapan diriku untuk kembali melanjutkan studi. Hmm.....

Awal Juni, via email, aku dinyatakan diterima, dengan syarat menyetujui poin-poin yg tercantum di dalam offer letter. Bismillah, kuputuskan untuk menerima tawaran tersebut. Dan resmilah pada 7 Agustus 2006 aku menjadi mahasiswa Ph.D di salah satu universitas negeri di Singapura itu :-).

-The End-

No comments:

Post a Comment