Saturday, May 19, 2012

Hard skill utamanya diasah melalui jenjang Pendidikan Tinggi formal, tetapi soft skill mungkin saja tidak. Padahal soft skill itu sangat dibutuhkan jika sudah terjun di dunia "nyata" baik di kehidupan berkeluarga maupun bermasyarakat...

Dialog (2)

Anak A (umur sekitar 6/7 thn): [Makan permen Yupi dari sebuah wadah yg lumayan besar dengan lahap dan asyiknya...]


Anak B (umur sekitar 6 thn): "kalau aku nggak boleh makan Yupi. Kata ummi Yupi nggak ada label halalnya" [tapi dari tampangnya anak ini terlihat udah ngiler dgn Yupi yg ada di sebelah]

Aku: [senyum dan mensupport si anak B]


Tak lama kemudian dari kejauhan aku lihat si anak B asyik mengunyah Yupi dan meminta Yupi berikutnya dari si anak A 


:D :D :D

Friday, May 18, 2012

Keutamaan Ilmu [menurut Sayyidina Ali bin abi thalib]

Dulu sepertinya sudah pernah mendengarkan kisah ini, tapi lupa. Lalu di suatu siang, aku kembali mendengarkannya lewat suatu stasiun radio. Tertegun aku dibuatnya. Merasa dapat sebuah 'peringatan'. Akhirnya aku coba cari di internet kisah lengkapnya (di ringkas dari : http://www.facebook.com/notes/percik-kisah-hikmah-pemupuk-iman/ilmu-lebih-utama-daripada-harta/286364268116111)
---------------------------------

Ketika Nabi SAW telah wafat beberapa tahun lamanya, ada sekelompok orang yang meragukan keilmuan Ali. Sebagian riwayat menyebutkan, mereka itu dari kaum Khawarij, satu kelompok yang mendukung Ali bin Abi Thalib ketika terjadi pertentangan dengan Muawiyah. Tetapi ketika Ali ‘mengikhlaskan’ melepas jabatan khalifah, karena sebenarnya memang tidak berambisi, demi untuk persatuan umat Islam saat itu, kaum Khawarij itu berbalik melawan dan menentang Ali. Kaum Khawarij ini banyak penyimpangannya sehingga sebagian besar ulama menganggap sebagai kelompok yang sesat. 

Mereka ini bermusyawarah dan memutuskan akan mengirim sepuluh orang dengan masalah (pertanyaan) yang sama. Jika Ali memberikan jawaban yang sama walau dengan pertanyaan yang sama, maka sebenarnya Ali ‘tidak pantas’ menyandang gelar sebagai pintunya ilmu sebagaimana disabdakan Nabi SAW. 

1. Orang pertama datang menghadap Ali dan berkata, “Wahai Imam Ali, manakah yang lebih utama, ilmu atau harta??”
     “Ilmu” Kata Ali.
      “Mengapa ilmu lebih utama??” Katanya.
       Maka Ali berkata, “Sesungguhnya ilmu itu warisan para Nabi, sedangkan harta itu warisan dari Qarun, Fir’aun, Hammam, Syaddad dan lain-lainnya!!”
Orang pertama itu membenarkan dan berlalu pulang. Tentu saja jawaban Ali tersebut bersifat umum, karena ada juga orang yang diberikan kelimpahan harta, dan bisa memanfaatkan dengan baik untuk kemanfaatan hidupnya sesudah mati, baik di alam kubur, terlebih lagi di alam akhirat. Misalnya saja Ummul Mukminin Khadijah, istri Nabi SAW, Abu Bakar ash Shiddiq, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Aus, Qais bin Sa’d bin Ubadah, dan beberapa sahabat lainnya (Lihat kisah-kisah beliau dalam laman "Percik Kisah Sahabat Nabi Muhammad SAW"). Intinya, jika harta itu berada di tangan orang yang dermawan dan sangat perduli pada kaum fakir miskin, maka kedudukan harta tidak kalah utamanya dibandingkan ilmu.
            
2. Orang ke dua datang menghadap Ali dengan pertanyaan yang sama, dan Ali menyatakan ilmu lebih utama daripada harta. Tetapi ia menyampaikan alasan yang berbeda, “Ilmu akan menjagamu, sedangkan harta, engkau yang harus menjaganya!!”
Orang itu membenarkan Ali dan berlalu pulang, menyampaikan jawaban Ali kepada mereka yang menyuruhnya.
            
3. Ketika orang ke tiga datang dengan pertanyaan yang sama, Ali memberikan jawaban yang sama pula, kemudian ia menyampaikan alasannya, “Pemilik ilmu banyak sekali sahabatnya (dan murid-muridnya), sedang pemilik harta akan banyak sekali musuhnya (dan orang yang bermanis muka hanya untuk memperoleh pemberiannya, walau mungkin di dalam hati membencinya)!!”
Orang itu membenarkan Ali dan berlalu pulang, menyampaikan jawaban Ali kepada mereka yang menyuruhnya.
            
4. Ketika orang ke empat datang dengan pertanyaan yang sama, Ali memberikan jawaban yang sama pula, kemudian ia menyampaikan alasannya, “Ilmu akan bertambah jika engkau gunakan, sedangkan harta akan berkurang jika engkau menggunakannya!!”  Orang itu membenarkan Ali dan berlalu pulang, menyampaikan jawaban Ali kepada mereka yang menyuruhnya.

5. Ketika orang ke lima datang dengan pertanyaan yang sama, Ali memberikan jawaban yang sama pula, kemudian ia menyampaikan alasannya, “Pemilik ilmu akan selalu dihormati dan dimuliakan karena ilmunya, tetapi pemilik harta, akan ada saja yang memanggilnya sebagai si pelit, karena ia tidak memperoleh bagian dan manfaat dari harta tersebut!!” Orang itu membenarkan Ali dan berlalu pulang, menyampaikan jawaban Ali kepada mereka yang menyuruhnya.
            
6. Ketika orang ke enam datang dengan pertanyaan yang sama, Ali memberikan jawaban yang sama pula, kemudian ia menyampaikan alasannya, “Pemilik harta harus selalu hati-hati dan menjaga agar tidak diambil oleh pencuri, sedang pemilik ilmu tidak perlu menjaganya!!”  Orang itu membenarkan Ali dan berlalu pulang, menyampaikan jawaban Ali kepada mereka yang menyuruhnya.
            
7. Ketika orang ke tujuh datang dengan pertanyaan yang sama, Ali memberikan jawaban yang sama pula, kemudian ia menyampaikan alasannya, “Pada hari kiamat, pemilik harta harus susah payah mempertanggung-jawabkan hartanya, sedangkan pemilik ilmu akan memperoleh syafaat dari ilmu yang dimilikinya (dan diamalkannya)!!” Orang itu membenarkan Ali dan berlalu pulang, menyampaikan jawaban Ali kepada mereka yang menyuruhnya.
            
8. Ketika orang ke delapan datang dengan pertanyaan yang sama, Ali memberikan jawaban yang sama pula, kemudian ia menyampaikan alasannya, “Jika dibiarkan dalam waktu yang lama, harta akan menjadi aus dan rusak, sedangkan ilmu tidak akan menjadi aus dan lenyap!!”  Orang itu membenarkan Ali dan berlalu pulang, menyampaikan jawaban Ali kepada mereka yang menyuruhnya.
            
9. Ketika orang ke sembilan datang dengan pertanyaan yang sama, Ali memberikan jawaban yang sama pula, kemudian ia menyampaikan alasannya, “Harta bisa membuat hati menjadi keras dan akhirnya bersifat bakhil (karena terlalu cintanya kepada harta), sedangkan ilmu akan selalu menjadi penerang dan penyejuk hati!!”          Orang itu membenarkan Ali dan berlalu pulang, menyampaikan jawaban Ali kepada mereka yang menyuruhnya.
           
10. Dan akhirnya orang ke sepuluh datang dengan pertanyaan yang sama, Ali memberikan jawaban yang sama pula, kemudian ia menyampaikan alasannya, “Pemilik ilmu akan diberi gelar sebagai ilmuwan, sedangkan pemilik harta akan dipanggil atau digelari Tuan Besar!!”

Tampaknya Ali mengetahui (dengan ilham dari Allah, atau dari analisa pikirannya) niat dari orang-orang yang datang dengan pertanyaan yang sama tersebut, dan kepada yang terakhir datang itu, Ali berkata, “Andaikata kalian mengirim lebih banyak lagi orang dengan pertanyaan yang sama, pastilah aku akan memberikan alasan yang berbeda selagi aku masih hidup!!”
            
Memang, keutamaan ilmu atas harta tidak sepuluh itu saja, masih banyak lagi. Misalnya, pertanyaan akhirat (yaumul hisab) atas ilmu hanya satu, yakni apa dan bagaimana ilmu itu diamalkan? Sedangkan atas harta ada dua, pertama darimana dan bagaimana diperoleh harta tersebut diperoleh? Dan kedua, kemana dan bagaimana harta tersebut diamalkan (dibelanjakan)? Misalnya lagi, ketika seseorang meninggal, ilmu akan menemani pemiliknya hingga masuk kubur, bahkan bisa menjadi teman dan penolongnya menghadapi malaikat, tetapi harta hanya akan mengantarnya hingga ke pintu pemakaman, atau sampai ia diurug dengan tanah, setelah itu akan menjadi milik ahli warisnya. Dan masih banyak lagi yang bisa dikupas dari berbagai hadits-hadist Nabi SAW.   
           
 Setelah kembali dan menyampaikan pesan tersebut, mereka (kaum Khawarij itu) berkhidmad kembali kepada Ali bin Abi Thalib dan memperbaiki keislamannya dengan bimbingan beliau. 

Thursday, May 10, 2012

Saat Uda Sakit (pengalaman pertama)

Setelah hampir dua tahun ini tinggal bareng suami, baru kali ini uda yg sakitnya lumayan parah. Biasanya cuman flu biasa, dikasi obat flu istirahat sebentar, bangun udah segar lagi. Kalau sekarang udah tiga hari badan uda masih panas aja, tidak kuat berdiri, mual dan nafsu makannya bener-bener turun drastis malah bisa dibilang nggak mau makan. Aku sempat bingung dan sedikit panik dibuatnya. Aku sampe ngecek tangan/badan uda untuk memastikan apa ada bintik-bintik merah atau nggak. Uda panasnya sih nggak naik turun tapi ya itulah akunya udah mikir macem-macem: apa uda DBD?atau tipus? Tapi uda bilang kalau ini terinfeksi virus dan memang begini, mungkin butuh waktu tiga harian. 

Hari pertama sakit, aku (sebagai perawat satu-satunya di rumah) baik-baik saja. Di hari kedua, badanku mulai terasa pegal-pegal dan sakit kepala serta tenggorokan seret. Wah, tidak bisa dibiarkan nih pikirku, karena kalau akunya juga 'tumbang' siapa lagi yang ngerawat. Mertua memang tidak jauh tapi sungkan kalau sampe merepotkan mereka. Alhamdulillah nafsu makanku tidak turun, jadi semua doping vitamin C aku minum, konsumsi sayur dan air putih ditingkatkan. Alhamdulillah di hari ketiga ini segala gejala-gejala tersebut berhenti jadi bisa lebih fokus lagi untuk merawat uda. Revisi thesis pun jadi prioritas nomor sekian yang penting my hubby is the priority.

Terbayang olehku, gimana ya para orang tua saat menghadapi anak-anaknya sakit? Aku aja saat menghadapi suami sakit (yang tidak seperti biasanya ini) sudah sempat dibuat agak panik, apalagi mengahadapi anak-anak yang umurnya masih kecil dan mungkin masih belum bisa mengutarakan apa yang terasa atau apa sakit nya. Salut memang untuk para orang tua terutama ibu.

Teriring salam salut dan cintaku untuk ayahbunda dan ayahbunda mertua 


Thursday, May 3, 2012

gothere nya bandung

http://kiri.travel/

Website ini bisa membantu anda untuk menemukan rute angkot dari satu tempat ke tempat lain yg diinginkan di Bandung...

Karena Kita Akan Menuai Apa yang Kita Tanam

Selasa malam sehabis maghrib, aku dan uda bergegas ke RS untuk melihat dosen uda yang kena stroke. Beliau dulu nya adalah Pembimbing Akademis uda saat S1 di FK Unand dan termasuk sangat dekat dengan uda. Kedekatan itu tidak hanya dulu tapi sampai sekarang apalagi uda dimintain tolong oleh beliau untuk mendampingi proses pengobatan istrinya yang kena stroke. Jadi uda sempat beberapa kali visite ke rumah beliau dan aku sempat dua kali ikut. Dari situ aku tau sosok beliau yang baik, ramah, dan berjiwa pendidik. Hal ini tidak bertentangan dengan cerita uda dan adikku tentang sosok si bapak. Makanya, saat malam itu tau bapak tsb kena stroke dan dirawat aku pun bersemangat untuk ikut melihat.

Sampai di RS, si bapak bercerita bahwa sudah banyak orang yg melihat beliau, mulai dari para residen yg notabene mantan mahasiswanya dulu maupun para rekan sejawat baik yg dokter umum maupun yg sudah jd dokter spesialis. Dan semuanya sibuk untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk si bapak....Subhanallah...

Sangat wajar...karena seseorang itu memang akan menuai apa yang dia tanam. No doubt!

Dialog (1)

Aku: "Uda, nulis dong di blog tentang otak...apa kek...tentang pendapat uda seputar beberapa masalah tadi..."

Uda: "Uda belum ada waktu...kalau pun ada waktu uda pengen nya nulis cerpen" (uda memang pernah bilang dulu kalau dia pengen nulis novel dengan tema yg memang sudah ada di benaknya)

Aku : gubrak! :D

Tuesday, May 1, 2012

Buruh?

Heboh Peringatan Hari Buruh dunia membangunkan rasa penasaranku tentang pengertian buruh itu sendiri. Sering diucapkan dan di diskusikan, tapi aku masih meragukan pengetahuanku tentang pengertian dari "buruh" itu sendiri. Apakah buruh itu sama dengan pekerja/pegawai? atau hanya berbeda pada jumlah gaji yg diterima?

Dimulailah penelurusan di internet dan inilah yg kutemukan:

1. Pengertian Buruh [1]
   a. Menurut Karl Marx entang nilai lebih, disebutkan bahwa buruh adalah kelompok yg terlibat dalam penciptaan nilai lebih, sedangkan majikan adalah kelompok yang memiliki dan menikmati nilai lebih itu.
   b. Menurut Pasal 1 angka 2 UU Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan: 
” Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain”
   c. Menurut teori dalam konteks kepentingan: Buruh adalah orang-orang yang perintah dan dipekerjanan yang berfungsisebagai salah satu komponen dalam proses produksi.

2. Perbedaan pengertian buruh, swapekerja dan pegawai [2]

Buruh/Pekerja
Swapekerja
Pegawai
Bekerja di bawah
perintah pihak lain
(pengusaha/majikan)

Tidak di bawah
perintah/pimpinan pihak
lain

Bekerja di bawah
perintah negara

Resiko ditanggung
pengusaha/majikan

Resiko ditanggung
sendiri
Resiko ditanggung
pemerintah.
Menerima upah/gaji
Menerima
keuntungan/laba

Menerima gaji/upah

Diatur oleh UU dan
peraturan
Ketenagakerjaan

Tidak ada aturan khusus
yang mengatur.

Diatur oleh UU No
8 Tahun 1974 jo UU
No. 43 Tahun 1999.

  
Daftar Pustaka:
[2] Pengertian, tujuan, sifatAsas dan landasan, oleh: Dr. Agusmidah, SH. M. Hum

Note: Tulisan ini dibuat tidak dalam rangka tugas sekolah atau keperluan ilmiah, hanya untuk menjawab pertanyaan penulis saja. Jadi harap maklum kalau Daftar Pustakanya seadanya :D