Friday, September 28, 2012

Quote of The Day_28912

"Gifts like marriage will be a means to bring you closer to God—so long as they remain a means, not an End. God’s gifts will remain a means to Him, so long as they are held in the hand, not the heart. Remember that whatever lives in the heart controls you. It becomes what you strive for and are willing to sacrifice anything to have. And to keep. It becomes what you depend on at a fundamental level. It, therefore, must be something eternal, that never tires, and never breaks. It must, therefore, be something that never leaves. Only one thing is like that: The Creator." (Yasmin Mogahed)

Study Story: (1) Masuk S2 yang tidak direncanakan, masuk S3 yang dimudahkan

Setelah jalan untuk menjadi dokter itu sepertinya sudah tertutup, maka aku bertekad untuk terus fokus meneruskan studiku dijurusan Kimia ini dan harus sampai pada tingkat yg paling tinggi, yaitu S3. "Terlanjur basah ya sudah mandi sekalian", pikirku. Tapi aku tidak pernah berfikir bahwa studiku berlanjut terus tanpa putus. Ada keinginan bekerja dulu saat lulus S1 atau S2. Tetapi ternyata tidak seperti itu jalannya kata ALLAH :-)

1. S2 yang tidak direncanakan

Setelah wisuda sarjana pada bulan Juli 2003, seorang dosen yg saat itu ditempatkan menjadi salah satu kepala divisi di rektorat ITB bagian Sumber Daya Manusia, mengajakku untuk masuk tim nya. Kata beliau sampai aku dapat kerja tetap. Saat itu aku membantu beliau tidak di bidang kimia. Liat aja nama divisinya, bisa ditebak kan? hehe...Tidak lama berselang, aku juga dapat tawaran via telepon dari ***farma untuk wawancara kerja disana. Aku tidak tau juga darimana mereka tau nomor hpku dan kenapa aku ditelepon. Kalau dari informasi yg aku dengar, mereka minta daftar nama dan nomor telepon anak-anak yang lulus cum laude dari jurusan (or kampus?). CMIIW...

Dua tawaran tadi sebenarnya cukup membuatku bingung: 1. tawaran kerja part time di rektorat, 2. tawaran wawancara di ***farma. Aku bingung karena aku masih setengah hati untuk kerja di perusahaan obat. Lalu kucoba untuk mendiskusikannya dengan orang tua dan disana tercetuslah ide tambahan yaitu lanjut S2. Jadi ada tiga opsi sekarang. Gubrak! :D. Setelah selesai diskusi, pilihan kembali mengerucut menjadi dua yaitu A. memenuhi undangan wawancara ***farma atau B. part time job di rektorat sambil studi S2. Opsi B sounded interesting dan aku mulai berat ke pilihan itu. Aku coba bantu lagi dengan sholat istikhorah hingga akhirnya diperoleh keputusan final untuk memilih opsi B. Besoknya segera aku urus segala syarat-syarat, maklumlah batas akhir pendaftaran udah tinggal beberapa hari lagi. Akhirnya di hari terakhir pendaftaran aku sukses tidak telat untuk memasukkan aplikasi S2 ku; S2 mandiri alias biaya sendiri dan berhasil menyandang status sebagai mahasiswa magister Kimia ITB tahun 2003.

Di minggu pertama kuliah S2, aku dapat kabar kalau 2 orang mahasiswa S2 KI yg dapat beasiswa vouche ITB mengundurkan diri. Tercetus ide untuk menanyakan ke salah seorang dosen apakah aku bisa mengisi kekosongan itu? Karena sebenarnya mereka udah terdaftar resmi jadi mahasiswa master tapi ntah kenapa membatalkan diri tiba-tiba. Subhanallah, ternyata dosen yg aku mintakan pendapatnya itu mendukungku dan berjanji untuk membantu mendapatkannya. Dan dengan pertolongan ALLAH, proses administrasi untuk pengurusan beasiswa itu lancar dan alhamdulillah statusku dari mahasiswa S2 mandiri berubah menjadi mahasiswa S2 beasiswa voucher.

Hari-hariku selanjutnya kembali disibukkan dengan aktifitas kuliah dan part time job di rektorat. Tapi beberapa bulan kemudian, jurusan menyuruhku untuk full time di jurusan baik urusan studi maupun membantu proses belajar mengajar serta urusan non akademik di jurusan.

...to be continued

Thursday, September 27, 2012

Manusia oh manusia....manusiawi?

Apa yang terjadi dalam hidup ini yang melibatkan manusia sebagai subjeknya, seringkali membuat aku tersenyum.Ya, men-senyum-i diri sendiri sebagai manusia yang merupakan bagian dari kehidupan itu sendiri :). Berikut beberapa contoh:

1. Tentang pernikahan.
Suatu saat ada beberapa orang teman meminta tolong dicarikan jodoh: "Aku udah pengen banget menikah, Nda..", begitu satu kalimat inti yang kucatat. Tapi di waktu yg lain, ada seorang teman yang baru 5 bulan menikah berkata: "Ternyata berumah tangga itu tidak gampang ya Nda..", lalu dia lanjutkan dengan keluhan-keluhan lainnya dengan mata yang berkaca-kaca.

2. Tentang anak. 
Betapa aku merindukan sosok buah hati itu hadir menemani kehidupan pernikahanku yang beberapa minggu lagi memasuki usia 4 tahun. Tapi di tempat lain, ada temanku yang mengatakan bahwa betapa repotnya punya anak itu, bahkan ada yang bilang: "Sebenarnya aku belum siap jadi Ibu, Nda", padahal si anak ada di dekatnya. Untung si anak tidak mengerti apa yang dikatakan ibunya karena masih sangat kecil. Seandainya dia mengerti, apa yang dia rasakan saat mendengar ibunya berkata demikian ya?hmm....

3.Tentang pekerjaan (baca: penghasilan per bulan). 
Seorang teman yang tiap bulannya bergaji puluhan juta, mengeluh tidak betah dan stress di kerjaan itu dan kalau bisa ingin berhenti. Di  belahan dunia lain, ada seorang mbak yg harus membiayai empat orang anaknya dengan penghasilan yang tidak sampai sejuta per bulannya dan ratusan ribu bahkan jutaan orang-orang yang jungkir balik untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Miris ya?

Yah, begitulah manusia....lucu...tapi ya manusiawi? Silakan di jawab sendiri :D

Tuesday, September 25, 2012

Wanita Penghuni Syurga

Muncul pertanyaan di benak kita, apa yang menyebabkan kebanyakan wanita menjadi penduduk neraka? Dalam sebuah kisah ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan para shahabatnya melakukan shalat gerhana, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam melihat Surga dan neraka.Ketika beliau melihat neraka beliau bersabda kepada para shahabatnya radhiyallahu 'anhum, “ … dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita. Shahabat pun bertanya, “Mengapa (demikian) wahai Rasulullah?” Beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab, “Karena kekufuran mereka.” Kemudian ditanya lagi, “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab, “Mereka kufur terhadap suami-suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata, ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma)

 Dalam hadits lainnya, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam menjelaskan tentang wanita penduduk neraka, beliau bersabda, “ … dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang, melenggak-lenggokkan kepala mereka karena sombong dan berpaling dari ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala mereka seakan-akan seperti punuk onta. Mereka tidak masuk Surga dan tidak mendapatkan wanginya Surga padahal wanginya bisa didapati dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu) 

Bagi para muslimah atau umumnya wanita ketika membaca atau mendengar hadist-hadist di atas sontak naik darah dan tidak bisa menerima sepenuhnya. Minimal akan berhujjah bahwasanya wanita bisa berbuat demikian karena ada penyebabnya, bukan tiba-tiba ingin berlaku demikian. Siapapun kalau ditanya tentu saja tidak ada yang ingin masuk neraka apalagi diklaim akan masuk neraka. Naudzubillah mindzalik!Memang, berlayar mengarungi bahterah rumah tangga itu tidak semudah yang dibayangkan. Seorang muslimah tepatnya seorang istri, tidak saja harus membekali dirinya dengan ilmu agama yang cukup tapi juga mutlak dibutuhkan mental baja dan manajemen yang baik dalam mengelola gelombang kehidupan beserta segala pernak pernik yang menyertainya. Ketika urusan rumah tangga tidak pernah ada habisnya, anak-anak rewel dan kondisi fisik sedang tidak fit, kemudian suami pulang kerja minta dilayani tanpa mau perduli dengan kondisi kita, biasanya, dalam kondisi seperti ini tidak banyak wanita yang tetap mampu mengendalikan kesabarannya. Manusiawi bukan? Belum tentu!Justru dalam situasi seperti inilah keimanan dan kesabaran kita akan teruji. Apakah kita masih bisa mengeluarkan kata-kata manis sekaligus rona muka penuh dengan senyum ketulusan? Sulit memang! Tapi sulit bukan berarti tidak bisa!

Jika kita cermati hadist diatas secara seksama, maka akan kita dapati beberapa sebab mengapa wanita bisa menjadi penduduk minoritas di surga, di antaranya :
1. Kufur terhadap kebaikan-kebaikan suami. Sebuah fenomena yang sering kita saksikan, seorang istri yang mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya dalam waktu yang panjang hanya karena satu hal yang tidak sesuai dengan keinginannya. Padahal seharusnya seorang istri selalu bersyukur terhadap apa-apa yang diberikan suaminya, karena Allah SWT tidak akan melihat istri yang seperti ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam,“Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan tidak merasa cukup dengannya.” (HR. Nasa’i di dalam Al Kubra dari Abdullah bin ‘Amr).

2. Durhaka terhadap suami. Durhaka yang sering dilakukan seorang istri adalah durhaka dalam ucapan dan perbuatan. Wujud durhaka dalam ucapan di antaranya ketika seorang istri membicarakan keburukan-keburukan suaminya kepada teman-teman atau keluarganya tanpa alasan yang dibenarkan oleh syar’i. Sedangkan durhaka dalam perbuatan diantaranya bersikap kasar atau menampakkan muka yang masam ketika memenuhi panggilan suami, tidak mau melayani suami dengan alasan yang tidak syar’i, pergi atau ke luar rumah tanpa izin suami, mengkhianati suami dan hartanya, membuka dan menampakkan apa yang seharusnya ditutupi dari anggota tubuhnya, atau sebaliknya enggan berdandan dan mempercantik diri untuk suaminya padahal suaminya menginginkan hal itu.Jika demikian keadaannya maka sungguh merugi wanita-wanita yang kufur dan durhaka terhadap suaminya. Mereka lebih memilih jalan ke neraka daripada surga karena mengikuti hawa nafsu belaka. Jalan ke surga memang tidaklah dihiasi dengan bunga-bunga nan indah, melainkan melalui rintangan-rintangan yang berat dan terjal. Tetapi ingatlah di ujung jalan ini Allah menjanjikan surga bagi orang-orang yang sabar menempuhnya.Sementara, jalan menuju ke neraka penuh dengan keindahan yang menggoda dan setiap manusia sangat tertarik untuk melaluinya. Tetapi, sadarlah bahwa di ujung jalan ini, neraka telah menyambut dengan beragam siksa-Nya

Lalu, bagaimana caranya agar para wanita atau para istri tidak terperosok ke dalam nerakaJangan pesimis, masih banyak cara dan tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri jika kita ingin menjadi penduduk minoritas di surga.Masih ingat kan, ketika rasulullah bersabda dalam sebuah hadist shahih jami’, “Perempuan apabila shalat 5 waktu, puasa di bulan ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat kepada suaminya, maka masuklah dia dari pintu surga mana saja yang dia kehendaki.” Mengacu dari hadist di atas, mari kita berlomba menegakkan sholat dengan lebih khusu’, memperbayak sholat-sholat sunah karena sholat yang benar dan khusu’ bisa membentengi diri kita dari perbuatan yang munkar. Selain puasa/shaum wajib di bulan romadhon, latihlah diri untuk terbiasa melakukan shaum sunah. Hiasilah diri dengan sabar dalam ketaatan dengan suami dan banyak-banyaklah beristigfar karena istigfar bisa meruntuhkan dosa-dosa kecil yang tidak kita sadari.

(Copy paste dari tulisan orang lain. Lupa sumber nya :( )