Wednesday, November 26, 2008

Empati

Dari beberapa tulisan Andi F. Noya yang kubaca, ntah kenapa aku selalu suka dgn tulisan-tulisan itu. Mungkin karena cara beliau menuliskan dan mengemasnya itu yang bagus yang membuat aku selalu ga bosan membacanya, padahal tema yang diangkat bisa dikatakan tema-tema ringan yang acap kali kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari atau bahkan udah pernah pula kita dengar dari orang lain. Mungkin karena beliau menuliskannya dari hati juga kali ya? sehingga nyampenya ke hati juga, hehe...Disamping memang karena kualitas nya sebagai seorang penulis dan jurnalis yang tidak usah diragukan lagi.
Berikut saya (kembali) copy and paste tulisan beliau. Mungkin udah banyak pernah membacanya karena ini memang tersebar di milis-milis. Tapi tak apalah dan masih enak untuk dibaca yang kedua kali kok,hehe

EMPATI
By: Andy F Noya

Suatu malam, sepulang kerja, saya mampir di sebuah restoran cepat saji di kawasan Bintaro. Suasana sepi. Di luar hujan. Semua pelayan sudah berkemas. Restoran hendak tutup. Tetapi mungkin melihat wajah saya yang memelas karena lapar, salah seorang dari mereka memberi aba-aba untuk tetap melayani. Padahal, jika mau, bisa saja mereka menolak.

Sembari makan saya mulai mengamati kegiatan para pelayan restoran. Ada yang menghitung uang, mengemas peralatan masak, mengepel lantai dan ada pula yang membersihkan dan merapikan meja-meja yang berantakan.

Saya membayangkan rutinitas kehidupan mereka seperti itu dari hari ke hari. Selama ini hal
tersebut luput dari perhatian saya. Jujur saja, jika menemani anak-anak makan di restoran cepat saji seperti ini, saya tidak terlalu hirau akan keberadaan mereka. Seakan mereka antara ada dan tiada. Mereka ada jika saya membutuhkan bantuan dan mereka serasa tiada jika saya terlalu asyik menyantap makanan.

Namun malam itu saya bisa melihat sesuatu yang selama ini seakan tak terlihat. Saya melihat bagaimana pelayan restoran itu membersihkan sisa-sisa makanan di atas meja. Pemandangan yang sebenarnya biasa-biasa saja. Tetapi, mungkin karena malam itu mata hati saya yang melihat, pemandangan tersebut menjadi istimewa.

Melihat tumpukan sisa makan di atas salah satu meja yang sedang dibersihkan, saya bertanya-tanya dalam hati: siapa sebenarnya yang baru saja bersantap di meja itu? Kalau dilihat dari sisa-sisa makanan yang berserakan, tampaknya rombongan yang cukup besar. Tetapi yang menarik perhatian saya adalah bagaimana rombongan itu meninggalkan sampah bekas makanan.

Sungguh pemandangan yang menjijikan. Tulang-tulang ayam berserakan di atas meja. Padahal ada kotak-kotak karton yang bisa dijadikan tempat sampah. Nasi di sana-sini. Belum lagi di bawah kolong meja juga kotor oleh tumpahan remah-remah.

Mungkin rombongan itu membawa anak-anak.

Meja tersebut bagaikan ladang pembantaian. Tulang belulang berserakan. Saya tidak habis pikir bagaimana mereka begitu tega meninggalkan sampah berserakan seperti itu. Tak terpikir oleh mereka betapa sisa-sisa makanan yang menjijikan itu harus dibersihkan oleh seseorang, walau dia seorang pelayan sekalipun.

Sejak malam itu saya mengambil keputusan untuk membuang sendiri sisa makanan jika bersantap di restoran semacam itu. Saya juga meminta anak-anak melakukan hal yang sama. Awalnya tidak mudah. Sebelum ini saya juga pernah melakukannya.

Tetapi perbuatan saya itu justru menjadi bahan tertawaan teman-teman.

Saya dibilang sok kebarat-baratan. Sok menunjukkan pernah keluar negeri.

Sebab di banyak negara, terutama di Eropa dan Amerika, sudah jamak pelanggan membuang sendiri sisa makanan ke tong sampah.

Pelayan terbatas karena tenaga kerja mahal.

Sebenarnya tidak terlalu sulit membersihkan sisa-sisa makanan kita. Tinggal meringkas lalu membuangnya di tempat sampah. Cuma butuh beberapa menit. Sebuah perbuatan kecil. Tetapi jika semua orang melakukannya, artinya akan besar sekali bagi para pelayan restoran.

Saya pernah membaca sebuah buku tentang perbuatan kecil yang punya arti besar. Termasuk kisah seorang bapak yang mengajak anaknya untuk membersihkan sampah di sebuah tanah kosong di kompleks rumah mereka. Karena setiap hari warga kompleks melihat sang bapak dan anaknya membersihkan sampah di situ, lama-lama mereka malu hati untuk membuang sampah disitu.

Belakangan seluruh warga bahkan tergerak untuk mengikuti jejak sang bapak itu dan ujung-ujungnya lingkungan perumahan menjadi bersih dan sehat. Padahal tidak ada satu kata pun dari bapak tersebut. Tidak ada slogan, umbul-umbul, apalagi spanduk atau baliho. Dia hanya memberikan keteladanan. Keteladanan kecil yang berdampak besar.

Saya juga pernah membaca cerita tentang kekuatan senyum. Jika saja setiap orang memberi senyum kepada paling sedikit satu orang yang dijumpainya hari itu, maka dampaknya akan luar biasa. Orang yang mendapat senyum akan merasa bahagia. Dia lalu akan tersenyum pada orang lain yang dijumpainya. Begitu seterusnya, sehingga senyum tadi meluas
kepada banyak orang.

Padahal asal mulanya hanya dari satu orang yang tersenyum.

Terilhami oleh sebuah cerita di sebuah buku "Chiken Soup", saya kerap membayar karcis tol
bagi mobil di belakang saya. Tidak perduli siapa di belakang. Sebab dari cerita di buku itu,
orang di belakang saya pasti akan merasa mendapat kejutan. Kejutan yang menyenangkan.
Jika hari itu dia bahagia, maka harinya yang indah akan membuat dia menyebarkan virus
kebahagiaan tersebut kepada orang-orang yang dia temui hari itu. Saya berharap virus itu
dapat menyebar ke banyak orang.

Bayangkan jika Anda memberi pujian yang tulus bagi minimal satu orang setiap hari.

Pujian itu akan memberi efek berantai ketika orang yang Anda puji merasa bahagia

dan menularkan virus kebahagiaan tersebut kepada orang-orang di sekitarnya.

Anak saya yang di SD selalu mengingatkan jika saya lupa mengucapkan kata "terima kasih"
saat petugas jalan tol memberikan karcis dan uang kembalian. Menurut dia, kata "terima kasih" merupakan "magic words" yang akan membuat orang lain senang. Begitu juga kata "tolong" ketika kita meminta bantuan orang lain, misalnya pembantu rumah tangga kita.

Dulu saya sering marah jika ada angkutan umum, misalnya bus, mikrolet, bajaj, atau angkot
seenaknya menyerobot mobil saya.

Sampai suatu hari istri saya mengingatkan bahwa saya harus berempati pada mereka.

Para supir kendaraan umum itu harus berjuang untuk mengejar setoran.

"Sementara kamu kan tidak mengejar setoran?''

Nasihat itu diperoleh istri saya dari sebuah tulisan almarhum Romo Mangunwijaya.

Sejak saat itu, jika ada kendaraan umum yang menyerobot seenak udelnya, saya segera teringat nasihat istri tersebut.

Saya membayangkan, alangkah indahnya hidup kita jika kita dapat membuat orang lain bahagia.

Alangkah menyenangkannya jika kita bisa berempati pada perasaan orang lain.

Betapa bahagianya jika kita menyadari dengan membuang sisa makanan kita di restoran cepat saji, kita sudah meringankan pekerjaan pelayan restoran.

Begitu juga dengan tidak membuang karcis tol begitu saja setelah membayar, kita sudah meringankan beban petugas kebersihan. Dengan tidak membuang permen karet sembarangan, kita sudah menghindari orang dari perasaan kesal karena sepatu atau
celananya lengket kena permen karet.

Kita sering mengaku bangsa yang berbudaya tinggi tetapi berapa banyak di antara kita yang ketika berada di tempat-tempat publik, ketika membuka pintu, menahannya sebentar dan menoleh kebelakang untuk berjaga-jaga apakah ada orang lain di belakang kita? Saya pribadi sering melihat orang yang membuka pintu lalu melepaskannya begitu saja tanpa perduli orang di belakangnya terbentur oleh pintu tersebut.

Jika kita mau, banyak hal kecil bisa kita lakukan. Hal yang tidak memberatkan kita
tetapi besar artinya bagi orang lain. Mulailah dari hal-hal kecil-kecil. Mulailah dari diri Anda lebih dulu. Mulailah sekarang juga.

Monday, March 31, 2008

Tentang April Mop

April Mop Adalah Perayaan Pembantaian Ummat Islam

Ummat Islam sangat tidak pantas merayakan "April Mop" atau "The April Fool Day"

Medan- Ummat Islam sangat tidak pantas merayakan "April Mop" atau "The April Fool Day" karena kebiasaan itu merupakan peringatan peristiwa pembantaian ummat Islam di Spanyol pada 1 April 1487 Masehi.

Ummat Islam banyak yang "latah" dan merayakan April Mop tanpa mengetahui dasar dan asal muasal peristiwa tersebut, kata Cendikiawan Muslim, Ir.H.Asmara Dharma dalam tulisannya yang diterima ANTARA di Medan, Minggu.

Ia menjelaskan, perayaan April Mop itu diawali peristiwa penyerangan besar-besaran oleh tentara Salib terhadap negara Spanyol yang ketika itu dibawah kekuasaan kekhalifahan Islam pada Maret 1487 Masehi.

Kota-kota Islam di Spanyol seperti Zaragoza dan Leon di wilayah Utara, Vigo dan Forto di wilayah Timur, Valencia di wilayah Barat, Lisabon dan Cordoba di Selatan serta Madrid di pusat kota dan Granada sebagai kota pelabuhan berhasil dikuasai tentara Salib.

Ummat Islam yang tersisa dari peperangan itu dijanjikan kebebasan jika meninggalkan Spanyol dengan kapal yang disiapkan di pelabuhan Granada. Tentara Salib itu berjanji keselamatan dan memperbolehkan ummat Islam menaiki kapal jika mereka meninggalkan Spanyol dan persenjataan mereka.

Namun ketika ribuan ummat Islam sudah berkumpul di pelabuhan, kapal yang tadinya sandar di pelabuhan langsung dibakar dan kaum muslim dibantai dengan kejam sehingga air laut menjadi merah karena darah.

Peristiwa pembantaian dan pengingkaran janji tersebut terjadi pada 1 April 1487 Masehi dan dikenang sebagai "The April Fool Day".

Selanjutnya, kata Dharma, peristiwa "The April Fool Day" itu dipopulerkan menjadi April Mop dengan "ritual" boleh mengerjai, menipu dan menjahili orang lain pada tanggal tersebut tetapi bernuansa gembira.

"Ritual tersebut disyaratkan dengan tidak bolehnya orang yang ditipu dan dijahili itu marah dan membalas," katanya. Salah seorang remaja muslim, Julia Putri mengaku tidak mengetahui sejarah April Mop tersebut meski sering melakukannya ketika masih di bangku sekolah.

Namun Julia mengaku terkejut jika perayaan April Mop tersebut terkait peristiwa pembantaian ummat Islam di Spanyol.

Sementara itu Rita Sahara, remaja Medan lainnya juga menyatakan tidak mengetahui sejarah awal perayaan April Mop.

Dia menyatakan hanya mengetahui April Mop berkaitan dengan praktik menjahili, menyampaikan informasi bohong dan mengolok-olok orang lain dengan membuat kejutan. Setelah mengetahui sejarah April Mop itu, ia mengimbau ummat Islam khususnya kaum remaja tidak perlu merayakan April Mop karena sama artinya merayakan pembantaian ummat Islam.

antara/abi

Author : PercikanIman.ORG :

Tuesday, March 18, 2008

Bus 179 A nya berhenti!

Ada kejadian yg membuat tersenyum pagi hari ini, kejadian yg nggak biasa (menurutku) di sebuah negara yg bernama Singapore yang terkenal sangat disiplin dan patuh hukum.
Kejadian itu adalah berhentinya bus 179 A di bus stop depan blockku. Seharusnya bus 179A itu tidak berhenti, bus 179 A akan jalan terus dari boonlay interchange menuju kampus NTU. Tapi kali ini tidak. Semula aku sempat kaget, kok bus ini berhenti ya? tapi krn orang-orang yg ada di bus stop pada naik dan pintu bis juga terbuka, ya aku ikut naik juga...Eh, ternyata benar, ada yg 'sesuatu' disini , yaitu si supir lupa. Aku masih ingat reaksi si supir saat dia menyadari kekeliruannya dan ini yg buat aku tersenyum sepanjang perjalanan. Bersamaan dgn aku men-tap ez-link ku, si supir setengah berteriak sambil menepuk dahinya : "oh No...forgot...This is A.." sambil tidak bisa juga dia menahan tawanya.
Hihihi lucu...lucu aja. Lucu kalau mengingat reaksi si supir, lucu juga krn aku jd beruntung ga terlalu lama nunggu bis, dan lucu juga krn ini adalah hal yg ga biasa terjadi. Singapore gitchu lho...Tapi ini juga sign bahwa manusia itu tdk lepas dari khilaf or lupa.

Mungkin aku perlu sedikit tambahkan disini informasi seputar bus 179A. Bus 179 A adalah salah satu bus yg bisa digunakan untuk pergi ke NTU selain bus 179 dan 199. Semula, hanya ada bus 179 dan 199 yg berangkat dari Boonlay interchange menuju kawasan NTU (Nanyang Technological University), tapi karena setiap pagi (jadwal berangkatnya sebagian besar mahasiswa) dan setiap sore (jadwal pulangnya sebagian besar mahasiswa) antrian selalu panjaaaaaaaaaang sekali, maka di operasikanlah bus 179 A dgn track boonlay interchange- NTU, jadi bis ini tidak akan berhenti di bus stop-bus stop yg dilalui sebelum masuk kampus NTU, dgn kata lain bis ini hanya melayani request untuk berhenti di bus stop setelah memasuki kawasan NTU. Jadi fungsinya benar-benar untuk membantu mahasiswa.
Aku sendiri tinggal di dekat bus interchange. Dan biasanya aku menunggu bis untuk ke kampus di bus stop terdekat yaitu  di bus stop pertama yg ditemui setelah interchange, so tentunya hanya bis 179 yg bisa dinaiki untuk pergi ke NTU, tapi ternyata kisah pagi ini menghasilkan kesimpulan baru yaitu bisa jg naik bis 179A dr bus stop di luar interchange jika (ada syaratnya nih) supirnya bis 179 A nya lupa, hehehe.

Saturday, February 2, 2008

Manusia Jenis ketiga

Pagi ini perbincanganku dgn Labmate ku yg dari China (cewek) membuatku tersenyum. Gabruks deh pokoknya! Tanya kenapa?
Yan (nama temenku itu) menyebutkan bahwa di China itu dikenal ada tiga tipe manusia:
1. Pria
2. Wanita
3. Wanita Ph.D
Lalu kutanya kenapa ada tipe yg ketiga [gubraks ]. Ya, dia menjelaskan tipe ketiga itu adalah untuk wanita2 yg mengambil PhD baik yg sedang maupun yg udh lulus dgn catatan masih single. Dia menjelaskan lebih lanjut bahwa seorang wanita yg sedang or sudah menempuh pendidikan s3, maka dirasakan akan sulit mendapatkan pasangan atau mereka adalah org2 yg memang tdk memikirkan untuk mencari pasangan. Dan itu menjadikannya berbeda dr dua tipe yg lainnya.
Waduuuh, aku ketawa ngedengernya, krn aku berarti termasuk golongan yg ketiga dong, hahaha. Dasar! ada ada aja mereka, wlpn aku yakin, pengelompokan itu muncul pasti krn emang di lapangannya begitu (kali ini dititikberatkannya di China). Ya , ga akan ada asap kl ga ada api kan? Dan Yan bukan org pertama yg bilang ini dan anekdot ini emang cukup terkenal di China terutama di kalangan universitas.

Hmm lucu aja sih....Dalam hati aku bersyukur aja, krn msh punya iman, msh punya keyakinan yg buat aku tidak kecewa or tdk desperado dgn kondisi ku saat ini or dgn dimasukkannya ku di kelompok ke tiga (hahaha )...Keyakinan pada janji Alloh, itu yg utama. Malah harus banyak2 bersyukuuuuuuuuuuuuuur.....Nikmat Alloh teramat luas dan tak terhitung.
Anyway, perbincangan kita dgn teman2 dari negara yg berbeda seringkali memperkaya pengetahuan kita. Masing2 negara punya ceritanya masing2, punya krakternya masing2, punya budaya nya masing2. Semoga lain kali, dpt cerita2 unik lainnya yg bisa ku share....

Saturday, January 19, 2008

Wanita

Dia yang diambil dari tulang rusuk. Jika Tuhan mempersatukan dua orang
yang berlawanan sifatnya, maka itu akan menjadi saling melengkapi. Dialah penolongmu yang sepadan, bukan sparing partner mu yang sepadan.
Ketika pertandingan dimulai, dia tidak berhadapan dengan mu untuk melawan mu, tetapi dia akan ada bersama mu untuk berjaga-jaga dibelakang saat engkau berada didepan atau segera mengembalikan bola ketika bola itu terlewat oleh mu, dialah yang akan menutupi kekurangan mu.
Dia ada untuk melengkapi yang tidak ada dalam laki-laki: perasaan, emosi,  kelemahlembutan, keluwesan, keindahan, kecantikan, rahim untuk melahirkan, mengurusi hal-hal sepele….kehingga ketika laki-laki tidak mengerti hal- hal itu, dialah yang akan menyelesaikan bagiannya..sehingga tanpa kau sadari ketika kau menjalani sisa hidupmu…kau menjadi lebih kuat karena kehadirannya disisi mu.
Jika ada makhluk yang sangat bertolak belakang, kontras dengan lelaki, itulah perempuan
Jika ada makhluk yang dapat menaklukkan hati dengan sebuah senyuman, itulah perempuan. Dia tidak butuh argumentadi hebat dari seorang laki-laki,,,tetapi ia butuh jaminan rasa aman darinya karena ia ada untuk dilindungi…tidak hanya secara fisik tetapi juga emosi.
Dia tidak tertarik pada fakta-fakta yang akurat, bahasa yang teliti dan logis yang bisa disampaikan secara detail dari seorang laki-laki, tetapi yang dia butuhkan adalah perhatiannya…  kata-kata yang lembut..ungkapan-ungkapan sayang yang sepele….namun
baginya sangat berarti….membuatnya aman didekatmu…Batu yang keras dapat terkikis habis oleh air yang luwes,sifat leaki-laki yang keras ternetralisir oleh kelembutan perempuan. Rumput yang lembut tidak mudah tumbang oleh badai dibandingkan dengan pohon yang besar dan rindang… seperti juga dalam kelembutannya disitulah letak kekuatan dan ketahanan yang dapat membuatnya bertahan dalam situasi apapun.
Ia lembut bukan untuk di injak. Rumput yang lembut akan dinaungi oleh pohon yang kokoh dan rindang. JIka laki-laki berfikir tentang perasaan wanita, itu sepersekian dari hidupnya….tetapi jika perempuan berfikir tentang perasaan lelaki, itu akan menyita seluruh hidupnya….Keran perempuan dicipta dari tulang rusuk laki-laki, karena perempuan adalah bagian dari laki-laki…Apa yang menjadi bagian hidupnya, akan menjadi bagian hidupmu. Keluarganya akan menjadi keluarga barumu,keluargamu akan menjadi keluarganya juga.
Sekalipun ia jauh dari keluarganya, namun ikaan emosi kepada keluarganya tetap ada karena ia lahir dan dibesarkan disana…karena mereka…ia menjadi sekarang ini. Perasaannya terhadap kelurganya, akan menjadi bagian dari perasaan mu juga…karena kau dan dia adalah satu…dia adalah dirimu yang tidak ada sebelumnya.
Ketika pertandingan dimulai, pastikan dia ada dibagian lapangan yang sama dengan mu.
Sumber: bulletin FS seorang teman

Belajar dari kisah orang lain : Married

"Berdasarkan pengalaman pribadi (hehehe...) memiliki pasangan (pacar or tunangan) dengan menikah itu bisa berbedaa banget. Saya termasuk orang yang cepet banget punya pasangan.
Dan masa pacaran yang pertama itu nyaris 10 tahun dari SMP sampai kuliah (hihihi). Tapi gak tau kenapa, dari awal saya udah merasa bahwa pacar yang ini bukan calon suami yang
akan mendampingi saya sesisa umur saya. Padahal dia tuh orangnya baiiiiiiik banget.
sabaaaaar bangeeeet. ngertiiii iiiiiiiin banget dan banyak hal-hal baiiiiiiiik banget yang dia miliki. Hanya saja sejalan dengan perkembangan umur perkembangan minat perkembangan lain- lain saya merasa bahwa dia tidak akan mampu mendampingi saya yang maunya banyaaaaaaaaak banget.

Jadinya kita pun putus baik-baik dengan perencanaan tanpa rame-rame (walaupun akhirnya seluruh keluarga geger abis) dan membutuhkan waktu hampir 2 tahun untuk menyelesaikan banyak hal.

Kemudian saya kenal dengan suami saya sekarang ini. Masa pacaran juga lamaaaa banget... sekitar 3 or 4 tahun gitu...pokoknya udah bikin semua ilfil... bosen... dan cape nanya ...
(tapi aku keukeuh sukeukeuh... tidak tergoda untuk menanggapi). ..
Calon mertua juga udah cape nanya , cape mengancam ...cape ngeliat kita gak jelas
juntrungannya. .. Teman-teman, sodara, calon gebetan (belum sempet nggebet siiih...) sudah berdebar-debar menunggu... jalan terus apa bubar. Sampai akhirnya... tiba- tiba saya mau
aja diajakin married...

Begitulah... begitu married...
astaga... kemana itu yang namanya pacaran tahun-tahunan. ..
Yang namanya pacar sama suami itu beda banget...
(hehehe. ...maaf para suami !).

Mungkin dia juga mikir... pacar sama isteri juga bedaaaaa banget. Padahal.. rasanya waktu pacaran itu semua stok sifat buruk udah keluar semua... (iyalah.. pacaran segitu lama...rumah juga gak jauh-jauh amat..masih satu lingkungan.. .hikksss. ..).

Tapi ternyata ada modifikasi sifat... ada kebutuhan baru yang nggak kepikiran sebelumnya.
Contoh paling sederhana... jaman pacaran sih kita (cewek) seneng aja membuatkan minuman buat sang pacar. Giliran married...duuuh. ..bangun tidur diminta bikinkan coklat susu sementara  kita juga masih nguanttuuuukkkk. ...(tau aja kan manten baru...)... rasanya darah udah naik ke kepala... Trus... karena belum punya pembokat (walaupun udah misah rumah sama mertua)...kita kan harus cuci pakaian sendiri. Tuuhh si Tuan besar enak aja ngelempar
celana sama bajunya ke pojokan kamar... Duaaaar.. apa gak kepala mo meledak rasanya ?
Biasa kan kamar cewek tuh rapi dan teratur..tiba- tiba jadi kayak kapal pecah !

Masih ada lagi dosanya... kalo mencet odol... pasti dari tengah... dan gak pernah ditutup lagi !!!! ( ...setelah saya baca di banyak artikel mengenai pria...ternyata urusan mencet odol ini memang sudah menjadi bagian perilakunya. ..hahaha...) ...

kalo nonton tv kerjanya mainin remote control sampe kita senewen ngeliatnya.. .
kalo udah berkutat sama hobinya kita ditinggalin begitu saja...

Hal-hal kecil itu...dan kadang ada hal besar juga... memang menjadi agenda dan kurikulum perkawinan.

Lima tahun pertama... urusannya masih perang antar suku...(silang pendapat, pertandingan egoisme, mencari jati diri sebagai isteri dan suami)...

Lima tahun kedua...urusannya udah mulai ke visi dan misi mengenai pendidikan anak...

Lima tahun ke tiga...urusannya udah ke pengembangan karier dan rumahtangga. . (udah mulai numpuk- numpuk kekayaan...hehehe. .)...

Lima tahun ke empat urusannya udah masa depan anak...mo kemana niih anak kita...jadi udah kembali ke siklus hidup kita yang awal lagi...

Kenapa perkawinan bisa bertahan ? Jawabnya sederhana : karena KOMITMEN !!

Kita berkomitmen untuk hidup bersama dengan orang yang sangat berbeda dengan kita.
Kita berkomitmen untuk mengisi segi- segi yang kurang dari pasangan kita.

Sama seperti kita juga menerima dia untuk mengisi kekurangan kita. Justru semakin banyak kekurangan pasangan kita, maka semakin berguna hidup kita. Dan semakin banyak kekurangan kita, semakin banyak kita menerima dari pasangan kita.

Kekurangan itu tidak semakin berkurang dengan bergulirnya waktu...tapi terus bertambah.
Dan kita pun akan semakin banyak harus mengisi kekurangan pasangan kita, sementara kita juga semakin banyak menerima dari pasangan kita.

Kalau kita sudah malas berkomitmen, maka perkawinan sudah diambang pembubaran. Tidak perlu menunggu orang kedua atau ketiga. Semua itu ada dari dalam diri kita sendiri.

Jadi begitulah...
Kalo memang belum siap berkomitmen. ..
biar pun pacaran 10 tahun... 20 tahun... seyogyanya nggak usah married.
Biar aja orang lain yang cape komentar . Toh yang akan menjalankan hidup berkeluarga nanti adalah kita berdua... dan kelak anak-anak kita juga.

Memang ada yang bilang, ngapain pacaran lama-lama...kalau sudah ada yang mau ya langsung saja. Itu juga oke... bagaimana kita mampunya aja berkomitmen.

Ada yang bilang, perkawinan itu seperti main judi. Tapi judi kan seperti tebak-tebakan.
Untung-untungan. Padahal perkawinan bisa dipelajari. Saya bilang, perkawinan itu seperti
sekolah tanpa akhir... tanpa ijazah...Tiap hari kita belajar, tiap hari kita ujian..dan uji ketahanannya harus seumur hidup.

Satu hal... tidak ada perkawinan yang ideal !
Setiap pasangan memiliki pola sendiri.
Jadi kita sendirilah yang membuat perkawinan itu mau ideal apa tidak.
Jadi jangan mencontek perkawinan orang lain...
karena kita bukan menikah dengan salah satu pasangan yang ideal itu...
dan kita pun bukan pasangan ideal dari orang yang ideal di luar sana .

Yang cocok untuk orang lain, belum tentu ideal untuk kita.
Yang cocok untuk kita, belum tentu ideal buat orang lain.

Buat yang sudah married... mohon maaf kalau tidak sesuai dengan pakemnya.

Untuk yang belum married... go ahead... hidup ini punyamu sendiri kok...
Memilih menikah sekarang atau besok, adalah pilihan hidup masa depan..
Kalau mau belajar coba-coba ya monggo...ntar yang sengsara kan diri sendiri."


Sumber: Forward-an email seorang teman. Ini adalah tuturan seseorang yg dia share ke sebuah milis. Semoga bermanfaat....Tentunya kita bisa berkaca dan mengambil pelajaran dr kisah orang lain.