Monday, March 15, 2010

Ayo Smangat, Nanda!

Berikut ini adalah sebuah kisah yg kudapat dari sebuah milis...
So inspiring..
Menjadi semprotan semangat di tengah sisa semangat yang hampis habis dalam meneruskan studi ini...

-------------------------------------------------------------------

Waktu itu, sekitar tahun 2000, datang seorang mahasiswi kepada seorang dosen, dia menghampirinya dengan wajah yang muram, dan kemudian berkata, "Pak, beasiswa Program Magister dan Doktor saya lolos". Dan hanya itu saja kata2 yang keluar dari mulutnya, tanpa diikuti ekspresi apapun dari wajahnya... mengingat di luar sana berjuta - juta orang memimpikan pencapaian ini. Dan sang dosen tertegun, kemudia dia berkata, "Bagus donk dek, kamu bisa bikin bangga banyak orang, dan itu merupakan jalan hidup yang sangat baik. Lalu apa yang membuat kamu terlihat bimbang dek." 

Akhirnya mahasiswi itu bercerita kepada sang dosen. "Pak, sekolah hingga S2 dan S3 merupakan cita-cita saya sejak kecil, ini adalah mimpi saya, tidak terbayangkan rasa bahagia saya saat memperoleh surat penerimaan beasiswa ini.... Tapi pak, saya ini akhwat, saya wanita, dan saya bahagia dengan keadaan ini.. Saya tidak memiliki ambisi besar, saya hanya senang belajar dan menemukan hal baru, tidak lebih.. Saya akan dengan sangat ikhlas jika saya menikah dan suami saya menyuruh saya untuk menjadi ibu rumah tangga.. Lalu, dengan semua keadaan ini, apa saya masih harus sekolah?? saya takut itu semua menjadi mubazir, karena mungkin ada hal lain yang lebih baik untuk saya jalani."

Pak dosen pun terdiam, semua cerita mahasiswinya adalah logika ringan yang sangat masuk akal, dan dia tidak bisa disalahkan dengan pikirannya.. . Dosen itu pun berfikir, memejamkan mata, menunggu Allah SWT membuka hatinya, memasukkan jawaban dari pertanyaan indah ini...

Dan jawaban itu datang kepadanya, masuk ke dalah ide nya.... Pak dosen berkata seperti ini kepada mahasiswinya. . "Dek, sekarang bertanyalah kepada hati kecil mu, apa dia masih menginginkan dirimu untuk melanjutkan pendidikan ini hingga puncak nanti.." .. Sang mahasiswi bingung, dia menunduk , air mata turun dari kedua matanya, seakan dia merasakan konflik hati yang sangat besar ... yang saling ingin meniadakan.. Dosen itu melanjutkan nasehatnya.. "Dek, saya ingin bertanya kepadamu, kapan pertama kali engkau berhadapan dengan seorang S3 dan mendapat ilmu darinya?" "Sejak saya kuliah di ITB , Pak." Jawab sang gadis. Kemudian dosen itu melanjutkan ,"Ya dek, betul, saya pun demikian, saya baru diajar oleh seorang lulusan S3 semenjak saya kuliah di kampus ini.. Tapi dek, coba adek fikirkan, bahwa saat engkau memiliki anak, maka orang pertama yang akan menyapih rambut anakmu adalah seorang lulusan S3. Orang yang pertama mengajaknya berjalan adalah seorang ilmuwan tinggi, dan sejak dia mulai membaca, dia akan dibimbing dan dijaga oleh seorang Doktor. Itulah peranmu sebagai ibu nanti, apakah engkau bisa membayangkan betapa beruntungnya anak manusia yang akan kau lahirkan nanti." Dan itulah jawaban Allah SWT melalui pak dosen.... Mahasiswi itu tersadar dari konflik panjangnya, dan ia tersenyum bahagia, sangat bahagia, air matanya menjadi air mata haru, dan ia berdiri, mengucapkan terima kasih nya kepada sang dosen, dan berkata , "Pak, terima kasih, akan saya lanjutkan pendidikan ini hingga tidak satupun puncak lagi yang menghalangi saya."

Betapa hidup itu sangat berarti, dan jadikan ia bermakna..
Bukan uang yang nanti akan membuatmu bahagia, tetapi rasa syukur mu lah yang akan menjadi kebahagiaan yang hakiki,.


Dari sebuah milis
Based on Dr. Hermawan Dipojono story... Lecture from Physics Engineering, ITB .

Wednesday, March 10, 2010

Kebahagiaan Bersama Rasulullah


"Adakah yang lebih membahagiakan daripada dapat memandang wajah-Nya dan bersama dgn Rasulullah tercinta?"
Mari terus bangga menjadi muslim/ah yang komit untuk menjalankan aturan-aturan Allah dan Rasul-Nya dimana pun...kapan pun...
Ya muqallibal quluub,,tsabbit qalbii 'ala diinika wa 'alaa thaa'atika...

---------------------------------------------------------------------------------------
Oleh A Ilyas Ismail
Kebahagiaan bersama Nabi Muhammad SAW sesungguhnya tak hanya milik para sahabat dan kaum Muslimin yang hidup di awal periode Islam. Kebahagiaan itu juga milik semua orang yang beriman kepada beliau, meskipun mereka tidak pernah bertemu dan melihatnya secara langsung.
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasul SAW memberikan penghormatan lebih besar justru kepada orang-orang Islam generasi belakangan. Katanya, ''Berbahagialah orang yang melihatku dan beriman kepadaku, lalu berbahagialah (Rasul mengulang tiga kali) orang yang tidak melihatku, tetapi beriman kepadaku.'' (HR Ahmad dari Abi Sa`id al-Khudri).
Dalam hadis Ahmad yang lain dari Abi Umamah, juga dari Anas Ibn Malik, diterangkan bahwa penghormatan Nabi itu diungkapkan bukan tiga kali, melainkan tujuh kali. Pertanyaannya, mengapa Rasul memberikan penghargaan begitu besar justru kepada orang-orang yang beriman dari generasi belakangan? Apakah penghormatan itu pantas buat mereka?
Jawabannya, penghargaan itu tentu saja tepat dan pantas buat mereka karena tiga alasan berikut ini.
Pertama, mereka beriman kepada Rasul meski tak pernah melihat dan bertemu beliau secara langsung. Mereka tetap beriman meski tidak menyaksikan wibawa dan mukjizat Rasul dalam kehidupan sehari-hari. Ini merupakan suatu keutamaan. Di sini, menurut al-Manawi, pengarang Faydh al-Qadir, terkandung 'kekuatan iman' yang sangat kuat pada kaum Muslim generasi belakangan.
Kedua, bila kaum Muslim generasi awal mendapat kemuliaan karena fitnah dan ujian berat yang mereka derita, maka fitnah dan ujian yang sama juga bisa menimpa kaum Muslim generasi belakangan, bahkan bisa lebih berat lagi. Ingat sabda Nabi, ''Islam datang sebagai sesuatu yang asing, dan akan kembali menjadi asing, maka berbahagialah orang-orang yang asing.'' (HR Muslim dari Abu Hurairah).
Ketiga, penghormatan itu berkenaan dengan peluang dan kesempatan dakwah yang dimiliki kaum Muslim generasi sekarang. Dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kaum Muslim sekarang bisa berdakwah dan mengembangkan Islam secara lebih luas, tak hanya pada tataran nasional, tapi juga regional dan global.
Dengan begitu, kaum Muslim sekarang bisa memperoleh keutamaan, seperti kaum Muslim generasi awal, bahkan keutamaan yang lebih besar, asalkan mereka teguh beriman kepada Rasul, mengikuti ajaran dan sunahnya, serta berjihad dan mendakwahkan Islam dengan segala kemampuan dan kekuatan yang dimiliki di tengah-tengah masyarakat yang makin rusak dan jauh dari petunjuk Islam.

Friday, March 5, 2010

Resep Pernikahan Langgeng

Ini resep langgengnya pernikahan versi Kompas.com :)
Selamat membaca...

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pada awal pernikahan, rasa senang yang membuncah membuat Anda merasa tak akan ada yang bisa membuat Anda dan dia terpisah. Padahal, ada lho, ranjau-ranjau yang bisa membuat pernikahan Anda dan dia rapuh. Supaya itu tidak terjadi, jagalah pernikahan Anda dengan resep hubungan langgeng dengan 4 langkah dari buku Simple Steps to Take Your Marriage from Good to Great karangan Terri L Orbuch, Ph.D. Terri, yang meneliti 373 pasangan selama 22 tahun, mengatakan, perubahan-perubahan kecil pada sikap dan tingkah laku sehari-hari pun bisa mengubah hubungan yang biasa saja menjadi luar biasa. Berikut adalah hal-hal yang ia temui dari para responden yang pernikahannya bahagia.

Ada ”Saling
”Alasan terutama mengapa pernikahan tidak bisa tetap bersatu bukanlah konflik, komunikasi, ataupun ketidakpuasan seks,” kata Orbuch. Menurut dia, rasa frustrasi, yakni kekecewaan dari hari ke hari karena adanya perbedaan dari ekspektasi Anda terhadap pasangan dan bagaimana si pasangan bersikap adalah yang paling berbahaya. Untuk menjembatani frustrasi tersebut, Anda harus menyuarakan ekspektasi masing-masing. Entah itu keinginan Anda untuk bisa mendapatkan afeksi lebih sering atau ia ingin lebih banyak waktu bersantai berdua. Harus ada pula kesepakatan dan komitmen untuk bisa menyatukan kebutuhan masing-masing. Keinginan untuk saling membuat pasangannya merasa bahagia pun harus ditumbuhkan. Orbuch mengingatkan agar selalu menanyakan hal ini kepada pasangan, setidaknya setahun sekali, karena tekanan kehidupan bisa berubah dan menciptakan ekspektasi baru.

Tunjukkan Rasa Sayang
Para suami yang memberikan afirmasi (tindakan dan ucapan yang membuat si penerima merasa diapresiasi, dihargai, dan dicintai) kepada istrinya, memiliki kemungkinan dua kali lipat untuk mengklasifikasi dirinya sebagai pria yang bahagia dalam pernikahan. Penelitian yang didapatkan Orbuch mengatakan, pria justru butuh afirmasi lebih banyak ketimbang wanita. ”Wanita secara konstan mendapatkan pujian dari teman atau bahkan orang asing yang bisa saja memuji pakaiannya atau riasannya,” ujar Orbuch. Hal semacam ini akan sulit didapat oleh pria. Karena itu, pria haus dan mengandalkan pujian-pujian itu datang dari istrinya. Cobalah untuk menunjukkan rasa sayang dan kagum kepada suami, Anda akan mendapatkan balasan yang menyenangkan darinya.

Aturan 10 Menit
Kencan mingguan memang direkomendasikan sebagai cara untuk menjalin hubungan, tetapi kadang yang Anda butuhkan adalah hanya beberapa menit saja bersamanya. ”Saya menyebutnya Aturan 10 Menit. Artinya, sisihkan waktu sebanyak 10 menit per hari untuk membicarakan segalanya, kecuali hal-hal yang membebani Anda, seperti anak-anak, tanggung jawab, dan tugas,” saran Orbuch. Penelitian Orbuch mengatakan, 98 persen pasangan bahagia mengatakan, mereka secara intim mengenal pasangannya. Mengetahui pasangan secara intim bukan berarti harus berbicara bahasa yang pelik dengan suami. Namun, lebih kepada pembicaraan yang membantu Anda dan pasangan lebih dekat. Anda bisa membangun ikatan dengan membicarakan hal-hal ringan yang bisa menunjukkan siapa diri Anda dan dirinya, kesukaannya, kelebihannya, dan kelemahannya.

Fokus pada Hal yang Baik
”Cara terefektif untuk membangun rasa senang dan gairah dalam hubungan adalah dengan menambahkan elemen positif dalam pernikahan Anda,” kata Orbuch. Energi positif membuat kita merasa lebih baik dan memotivasi kita untuk tetap jalan di arah yang terbaik. Ini bukan berarti Anda tak boleh merasakan atau membicarakan hal yang negatif. Namun, coba lakukan perbandingannya. Jika Anda menginginkan hubungan yang lebih bahagia, sisi positif perlu melebihi sisi negatif. Semakin Anda menghargai rasa cinta dan bahagia dalam hubungan Anda, semakin cepat Anda membentuk pernikahan Anda menjadi hal yang hebat.

http://female.kompas.com/read/xml/2010/03/05/12510210/Resep.Pernikahan.Langgeng

Kangen Makan Permen Karet :D

Udah lama emang ga makan permen karet :D



Singapore sticks to ban on chewing gum


Singapore sticks to ban on chewing gum
SINGAPORE (AFP) - – Singapore on Thursday stuck to its 18-year ban on the import and sale of chewing gum, which has become an international symbol of the city-state's image as a strict society.
"The government stands by its decision to ban chewing gum," Maliki Osman, parliamentary secretary at the Ministry of National Development, told parliament.
"Chewing gum has not been a significant problem since that ban took effect. There have been concerns that lifting the ban on chewing gum could result in chewing gum litter and undermine ongoing efforts to curb littering," he said.
Osman said as the reason for the imposition of the ban is still valid, "the government's position is that the ban shall remain."
He was responding to a question in parliament from a fellow member of the ruling People's Action Party who asked when the ban would be lifted, arguing it had been used by Singapore's detractors to criticise its tough governance laws.
Singapore, known worldwide for its squeaky clean image, banned the import and sale of chewing gum in 1992 in a bid to eradicate the problem of people sticking the gum on chairs, tables, lifts and other public areas.
One of the key reasons for the ban had been the disruption of services on Singapore's subway train system because of chewing gum being stuck on the doors and causing delays.
Singapore partially lifted the ban in 2004 by allowing the sale of chewing gum for therapeutic purposes after the conclusion of a US-Singapore Free Trade Agreement.
http://sg.news.yahoo.com/afp/20100304/tap-singapore-society-gum-06f3cb7.html