Saturday, January 19, 2008

Wanita

Dia yang diambil dari tulang rusuk. Jika Tuhan mempersatukan dua orang
yang berlawanan sifatnya, maka itu akan menjadi saling melengkapi. Dialah penolongmu yang sepadan, bukan sparing partner mu yang sepadan.
Ketika pertandingan dimulai, dia tidak berhadapan dengan mu untuk melawan mu, tetapi dia akan ada bersama mu untuk berjaga-jaga dibelakang saat engkau berada didepan atau segera mengembalikan bola ketika bola itu terlewat oleh mu, dialah yang akan menutupi kekurangan mu.
Dia ada untuk melengkapi yang tidak ada dalam laki-laki: perasaan, emosi,  kelemahlembutan, keluwesan, keindahan, kecantikan, rahim untuk melahirkan, mengurusi hal-hal sepele….kehingga ketika laki-laki tidak mengerti hal- hal itu, dialah yang akan menyelesaikan bagiannya..sehingga tanpa kau sadari ketika kau menjalani sisa hidupmu…kau menjadi lebih kuat karena kehadirannya disisi mu.
Jika ada makhluk yang sangat bertolak belakang, kontras dengan lelaki, itulah perempuan
Jika ada makhluk yang dapat menaklukkan hati dengan sebuah senyuman, itulah perempuan. Dia tidak butuh argumentadi hebat dari seorang laki-laki,,,tetapi ia butuh jaminan rasa aman darinya karena ia ada untuk dilindungi…tidak hanya secara fisik tetapi juga emosi.
Dia tidak tertarik pada fakta-fakta yang akurat, bahasa yang teliti dan logis yang bisa disampaikan secara detail dari seorang laki-laki, tetapi yang dia butuhkan adalah perhatiannya…  kata-kata yang lembut..ungkapan-ungkapan sayang yang sepele….namun
baginya sangat berarti….membuatnya aman didekatmu…Batu yang keras dapat terkikis habis oleh air yang luwes,sifat leaki-laki yang keras ternetralisir oleh kelembutan perempuan. Rumput yang lembut tidak mudah tumbang oleh badai dibandingkan dengan pohon yang besar dan rindang… seperti juga dalam kelembutannya disitulah letak kekuatan dan ketahanan yang dapat membuatnya bertahan dalam situasi apapun.
Ia lembut bukan untuk di injak. Rumput yang lembut akan dinaungi oleh pohon yang kokoh dan rindang. JIka laki-laki berfikir tentang perasaan wanita, itu sepersekian dari hidupnya….tetapi jika perempuan berfikir tentang perasaan lelaki, itu akan menyita seluruh hidupnya….Keran perempuan dicipta dari tulang rusuk laki-laki, karena perempuan adalah bagian dari laki-laki…Apa yang menjadi bagian hidupnya, akan menjadi bagian hidupmu. Keluarganya akan menjadi keluarga barumu,keluargamu akan menjadi keluarganya juga.
Sekalipun ia jauh dari keluarganya, namun ikaan emosi kepada keluarganya tetap ada karena ia lahir dan dibesarkan disana…karena mereka…ia menjadi sekarang ini. Perasaannya terhadap kelurganya, akan menjadi bagian dari perasaan mu juga…karena kau dan dia adalah satu…dia adalah dirimu yang tidak ada sebelumnya.
Ketika pertandingan dimulai, pastikan dia ada dibagian lapangan yang sama dengan mu.
Sumber: bulletin FS seorang teman

Belajar dari kisah orang lain : Married

"Berdasarkan pengalaman pribadi (hehehe...) memiliki pasangan (pacar or tunangan) dengan menikah itu bisa berbedaa banget. Saya termasuk orang yang cepet banget punya pasangan.
Dan masa pacaran yang pertama itu nyaris 10 tahun dari SMP sampai kuliah (hihihi). Tapi gak tau kenapa, dari awal saya udah merasa bahwa pacar yang ini bukan calon suami yang
akan mendampingi saya sesisa umur saya. Padahal dia tuh orangnya baiiiiiiik banget.
sabaaaaar bangeeeet. ngertiiii iiiiiiiin banget dan banyak hal-hal baiiiiiiiik banget yang dia miliki. Hanya saja sejalan dengan perkembangan umur perkembangan minat perkembangan lain- lain saya merasa bahwa dia tidak akan mampu mendampingi saya yang maunya banyaaaaaaaaak banget.

Jadinya kita pun putus baik-baik dengan perencanaan tanpa rame-rame (walaupun akhirnya seluruh keluarga geger abis) dan membutuhkan waktu hampir 2 tahun untuk menyelesaikan banyak hal.

Kemudian saya kenal dengan suami saya sekarang ini. Masa pacaran juga lamaaaa banget... sekitar 3 or 4 tahun gitu...pokoknya udah bikin semua ilfil... bosen... dan cape nanya ...
(tapi aku keukeuh sukeukeuh... tidak tergoda untuk menanggapi). ..
Calon mertua juga udah cape nanya , cape mengancam ...cape ngeliat kita gak jelas
juntrungannya. .. Teman-teman, sodara, calon gebetan (belum sempet nggebet siiih...) sudah berdebar-debar menunggu... jalan terus apa bubar. Sampai akhirnya... tiba- tiba saya mau
aja diajakin married...

Begitulah... begitu married...
astaga... kemana itu yang namanya pacaran tahun-tahunan. ..
Yang namanya pacar sama suami itu beda banget...
(hehehe. ...maaf para suami !).

Mungkin dia juga mikir... pacar sama isteri juga bedaaaaa banget. Padahal.. rasanya waktu pacaran itu semua stok sifat buruk udah keluar semua... (iyalah.. pacaran segitu lama...rumah juga gak jauh-jauh amat..masih satu lingkungan.. .hikksss. ..).

Tapi ternyata ada modifikasi sifat... ada kebutuhan baru yang nggak kepikiran sebelumnya.
Contoh paling sederhana... jaman pacaran sih kita (cewek) seneng aja membuatkan minuman buat sang pacar. Giliran married...duuuh. ..bangun tidur diminta bikinkan coklat susu sementara  kita juga masih nguanttuuuukkkk. ...(tau aja kan manten baru...)... rasanya darah udah naik ke kepala... Trus... karena belum punya pembokat (walaupun udah misah rumah sama mertua)...kita kan harus cuci pakaian sendiri. Tuuhh si Tuan besar enak aja ngelempar
celana sama bajunya ke pojokan kamar... Duaaaar.. apa gak kepala mo meledak rasanya ?
Biasa kan kamar cewek tuh rapi dan teratur..tiba- tiba jadi kayak kapal pecah !

Masih ada lagi dosanya... kalo mencet odol... pasti dari tengah... dan gak pernah ditutup lagi !!!! ( ...setelah saya baca di banyak artikel mengenai pria...ternyata urusan mencet odol ini memang sudah menjadi bagian perilakunya. ..hahaha...) ...

kalo nonton tv kerjanya mainin remote control sampe kita senewen ngeliatnya.. .
kalo udah berkutat sama hobinya kita ditinggalin begitu saja...

Hal-hal kecil itu...dan kadang ada hal besar juga... memang menjadi agenda dan kurikulum perkawinan.

Lima tahun pertama... urusannya masih perang antar suku...(silang pendapat, pertandingan egoisme, mencari jati diri sebagai isteri dan suami)...

Lima tahun kedua...urusannya udah mulai ke visi dan misi mengenai pendidikan anak...

Lima tahun ke tiga...urusannya udah ke pengembangan karier dan rumahtangga. . (udah mulai numpuk- numpuk kekayaan...hehehe. .)...

Lima tahun ke empat urusannya udah masa depan anak...mo kemana niih anak kita...jadi udah kembali ke siklus hidup kita yang awal lagi...

Kenapa perkawinan bisa bertahan ? Jawabnya sederhana : karena KOMITMEN !!

Kita berkomitmen untuk hidup bersama dengan orang yang sangat berbeda dengan kita.
Kita berkomitmen untuk mengisi segi- segi yang kurang dari pasangan kita.

Sama seperti kita juga menerima dia untuk mengisi kekurangan kita. Justru semakin banyak kekurangan pasangan kita, maka semakin berguna hidup kita. Dan semakin banyak kekurangan kita, semakin banyak kita menerima dari pasangan kita.

Kekurangan itu tidak semakin berkurang dengan bergulirnya waktu...tapi terus bertambah.
Dan kita pun akan semakin banyak harus mengisi kekurangan pasangan kita, sementara kita juga semakin banyak menerima dari pasangan kita.

Kalau kita sudah malas berkomitmen, maka perkawinan sudah diambang pembubaran. Tidak perlu menunggu orang kedua atau ketiga. Semua itu ada dari dalam diri kita sendiri.

Jadi begitulah...
Kalo memang belum siap berkomitmen. ..
biar pun pacaran 10 tahun... 20 tahun... seyogyanya nggak usah married.
Biar aja orang lain yang cape komentar . Toh yang akan menjalankan hidup berkeluarga nanti adalah kita berdua... dan kelak anak-anak kita juga.

Memang ada yang bilang, ngapain pacaran lama-lama...kalau sudah ada yang mau ya langsung saja. Itu juga oke... bagaimana kita mampunya aja berkomitmen.

Ada yang bilang, perkawinan itu seperti main judi. Tapi judi kan seperti tebak-tebakan.
Untung-untungan. Padahal perkawinan bisa dipelajari. Saya bilang, perkawinan itu seperti
sekolah tanpa akhir... tanpa ijazah...Tiap hari kita belajar, tiap hari kita ujian..dan uji ketahanannya harus seumur hidup.

Satu hal... tidak ada perkawinan yang ideal !
Setiap pasangan memiliki pola sendiri.
Jadi kita sendirilah yang membuat perkawinan itu mau ideal apa tidak.
Jadi jangan mencontek perkawinan orang lain...
karena kita bukan menikah dengan salah satu pasangan yang ideal itu...
dan kita pun bukan pasangan ideal dari orang yang ideal di luar sana .

Yang cocok untuk orang lain, belum tentu ideal untuk kita.
Yang cocok untuk kita, belum tentu ideal buat orang lain.

Buat yang sudah married... mohon maaf kalau tidak sesuai dengan pakemnya.

Untuk yang belum married... go ahead... hidup ini punyamu sendiri kok...
Memilih menikah sekarang atau besok, adalah pilihan hidup masa depan..
Kalau mau belajar coba-coba ya monggo...ntar yang sengsara kan diri sendiri."


Sumber: Forward-an email seorang teman. Ini adalah tuturan seseorang yg dia share ke sebuah milis. Semoga bermanfaat....Tentunya kita bisa berkaca dan mengambil pelajaran dr kisah orang lain.