Wednesday, September 30, 2009

Menikmati Puisinya....


Membaca lalu menikmati sebuah puisi adalah pekerjaan yang menyenangkan, mungkin karena aku belum bisa membuat sebuah puisi yang bagus. Diantara beberapa puisi yang aku suka adalah puisi-puisi karya Taufik Ismail dan Sapardi DJoko Damono. Tapi kira-kira satu tahun belakangan ini, aku punya tambahan penulis puisi favorit yaitu suamiku sendiri,hehe...Mungkin memang tidak objektif ya, tapi saat pertama kali aku membaca karyanya memang udah langsung suka..lagi-lagi bisa saja pernyataan ini nggak objektif :P.
So, berikut aku copy kan beberapa puisinya yang sempat aku simpan. Semoga  para pembaca bisa menikmati dan menilai nya dengan lebih objektif, hehe (tapi bukan menilai ini tujuan utamanya lho ..Emang mau lomba buat puisi )
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
***PUISI 1***
aku menghela nafas pertama saat azan berkumandang
untaian kalimat suci mengiringi awal perjalanan hidup
tembusi inderaku tuk mencapai tempat semayamnya
di kalbu yang senantiasa tunduk pada kuasa ALLAH

kucoba buka mata melepas pandangan ke wahana dunia
disana telah menanti berjuta peristiwa
yang berebut melumuri diri ini bersama pelarian waktu
entah itu kusadari atau tidak, semua hadir silih berganti
membuka jalur ke kanan dan kiri

hidup bukanlah ajang pertaruhan khayalan
mengadu impian miliaran jiwa tanpa makna
membuai harapan walau sengsara pendapatan
hanya menghibur hati yang dirundung nestapa
tanpa usaha mencari hakikat kebenaran

manusia hidup tiada yang sempurna
di hadapannya menghampar pahala dan dosa
hanya hidayah ALLAH yang mampu menuntunnya
berjalan dengan nur keselamatan
jadikan surga sebagai dambaan

entah besok
entah lusa
entah kapan
kuyakin akan akhir hidup yang ALLAH janjikan
pun satu pinta kususun dalam munajat
agar hayatku ditutup dengan iringan shalat
semoga ALLAH meridhaiku di dunia dan akhirat

(sebuah kado ultah ke-21...sebuah muhasabah untukku)
---------------------------------------------------------------------------------------------------
***PUISI 2***

lelaplah engkau jiwa yang tenang
redupkan getaranmu untuk beberapa jenak
bawalah kisahmu hari ini pada Rabbmu
tentang indahnya perjalanan dunia yang kau lalui

ah..
begitu syahdunya engkau dalam lelap
alam bawah sadarmu masih memanjakanmu
kulihat pesona itu dari senyumanmu
senyum terpancar mewarnai sekuntum hati yang merekah
kala itulah terasa nikmatnya dekat dengan ALLAH

jiwa yang tenang
tunduk dan taat setiap saat
tiada resah yang kau endap walau jiwa yang lainnya diterpa gundah
senantiasa basah oleh hujan rahmat dari ALLAH
mengalirkan kasih sayang di muka bumi
ketika nilai ikhlas yang kau miliki tidak lagi mendapat tempat
sejengkal pun...tidak

lelaplah dalam bahtera dzikrullah
mimpikan aku yang memupuk rindu padamu
sampaikan do'a dan permohonanku pada ALLAH
agar kita segera dipertemukan oleh-Nya
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
***PUISI 3***

mungkin sepi lebih baik untukku
menemani diri dengan kesunyian
tak ada riuh rendah kebisingan dunia
semua tenggelam dalam lautan renungan

mungkin sepi lebih baik untukku
mengiringi senja yang mulai meredup
di sela-sela arakan awan
menyentuh bibir langit nan jingga

mungkin sepi lebih baik untukku
sepi yang berlabuh di pintu maghrib
mengakhiri perjalanan mentari untuk satu hari
mengundang bulan satu tapak ke cakrawala

mungkin sepi lebih baik untukku
menjadi obat bagi semua penat
membunuh risau dan gundah bercabang
diatas sajadah sebuah harap kutuangkan

mungkin sepi lebih baik untukku
kala sunyi menjamah sisi bumi
membawa raga tenggelam dalam sujud
sentuhan mutiara tasbih lebur mengantar ketundukan

mungkin sepi lebih baik untukku
hanya kalamullah mengetuk dinding hati
membawa pelita menggugah jiwa
dari pesona anggun indahnya kata

mungkin sepi lebih baik untukku
bila sepi mau mengunjungi
dengan segala tegur sapa halusnya
bersamanya aku ingin melihat aku hari ini

mungkin sepi lebih baik untukku
bila sepi melimpahkan semua keizinan
agar aku mampu menangisi diri
agar aku mampu menghibu diri
agar kemarin berlalu dengan selamat
agar esok menjelang dengan segala kebaikan
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
DIA 
Dialah suami bagimu
Yang telah engkau tagih janji padanya
Ijab yang terucap
Ankahtuka wa zawwajtuka
Dan qabul yang menjawab
Qabiltu nikahaha wa tazwijaha
Ikrar terulas dari lafaz dan niat suci
Menandai perjalanan hidup dengan awalan baru

Dia telah memilihmu
Dia telah memilikimu
Dia telah mengharapkanmu
Sebagai bidadari di kehidupannya

Mungkin  dia tidaklah tampan untuk kau cintai
Tapi di wajahnya tergurat azzam akan pernikahan barakah
Mungkin yang kau temukan nanti bukan dia yang berada di gerbang walimah dulu
Percayalah bahwa dia betul-betul pemimpinmu
Mungkin yang akan kau rindukan bukanlah canda tawa darinya
Namun kemarahan dan kegeramannya tatkala dirimu terhinggap cela orang lain
Mungkin yang akan kau impikan nanti bukanlah kebahagiaan menyambut pagi bersama
Namun saat saat menangis tatkala bersujud dengannya di penghujung malam

Kadang dia tidak tahu tentang tangisanmu
Tak jarang dia terlalu pelit untuk mengerti senyumanmu
Keresahanmu pun sering dianggap lalu
Tapi satu yang dia tahu
Dia adalah suamimu
Dan dia tidak ingin lari dari dia

------------


Dia adalah istri untukmu
Yang telah menghimpunkan niatnya menyetujui pinanganmu
Walau lisannya tidaklah menggetar di udara
Namun tunduknya seakan berbicara
Bahwa ikrarmu telah ia terima
Sebagai mitsaaqan ghalizha di hadapan-Nya

Dia menjadi pilihanmu
Dia menjadi milikmu
Dan dia menginginkanmu
Sebagai pangeran di kehidupannya

Mungkin dia terhitung jauh dari kata cantik
Tapi bukankah kesalehannya yang mengindah di hatimu
Mungkin dia tak lagi seperti yang mendampingimu di gerbang walimah dulu
Percayalah bahwa dialah yang ingin melayanimu
Mungkin dia lupa akan beban dan kerja di pundakmu
Tapi ingatlah bahwa dia membanggakanmu di depan orang lain
Mungkin tutur kata mesra dan pujian jarang terlontar dari lisannya
Namun yakinlah bahwa do’anya di penghujung malam selalu menghias tidurmu

Kadang dia terlalu sulit dimengerti
Tak jarang dia menangis dan merajuk demi suatu atensi
Asa darimu sering menguap begitu saja
Tapi darinya kau akan mengetahui
Bahwa dia adalah istrimu
Dan dia akan kembali untuk dia

------------------------------------------------------------------------------------------------------------ 
IZINKAN AKU

Izinkan aku mengucap cinta
Kepada bumi yang menyuburkan semanggi
Dari keempat kelopaknya yang merekah
Kuucap cinta teriring puja

Izinkan aku menagih cinta
Atas langit yang bernazar selepas hujan
Pelangi yang bersemayam di lengkung cakrawala
Kian mewarnai azzam cinta yang ingin kuraih

Izinkan aku menatap cinta
Dari pendaran aura rembulan yang menapaki malam
Larik cahaya sejukkan kalbu
Ingin kudamaikan cinta
Dengan setampuk harap pada kelembutannya

Izinkan aku gulirkan cinta
Cinta bergulir bersama pelarian waktu
Meninggalkan jejak serta debu
Demi meretas jalan yang kutuju
Kubiarkan onak dan kerikil menusuk ragaku

Izinkan aku sentuhkan cinta
Pada-Mu tempat semayam cinta
Hatta berjuta cinta yang memainkan logika
Telah membuai insan dalam kemabukannya
Tak ingin kubuang cinta yang kupatri

Bersama cinta aku bersujud
Di hadapan-Mu wahai Pemilik Cinta
Memohon keizinan dan segala ridha
Agar aku dapat membina cinta
Bersama cinta dia yang juga mencintai-Mu


4 comments: